OJK: Investasi Bodong Rugikan Masyarakat Rp 105 Triliun dalam Satu Dasawarsa Terakhir

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyebut total kerugian masyarakat akibat kegiatan investasi bodong dalam sepuluh tahun terakhir mencapai Rp 105,81 triliun.

"Total kerugian masyarakat yang sudah masuk ke data kepolisian jumlahnya sekitar Rp 105,81 triliun," ujar Tongam Lumban Tobing, Ketua Satgas Waspada Investasi OJK di Jakarta, Kamis (30/11/2017).

Tongam menjelaskan, penyebab utama masyarakat bisa menjadi korban investasi bodong adalah tergiur bunga tinggi dan masyarakat belum paham investasi.

Menurutnya, adanya investasi bodong ini menimbulkan ketidakpercayaan kepada produk keuangan, sehingga menimbulkan potensi instabilitas dan mengganggu proses pembangunan.

Oleh karena itu, dia mengajak masyarakat untuk lebih jeli dalam melakukan investasi sehingga tidak mudah tergiur pada imbal hasil yang tinggi.

"Masyarakat harus ingat, investasi harus legal dan logis, artinya perizinannya jelas dan legal, begitu pun kewajaran akan imbal hasilnya harus logis,” pungkas Tongam.

Selain itu, bagi masyarakat lebih berhati-hati dalam berinvestasi agar terhindar dari penipuan investasi untuk mengenali beberapa karakteristik investasi bodong atau ilegal.

“Biasanya investasi bodong atau ilegal menjanjikan keuntungan yang tidak wajar dalam waktu singkat, menjanjikan bonus dari perekrutan anggota baru 'member get member' atau MLTM Multilevel Tipu Menipu,” jelasnya.

Untuk menghindari maraknya aksi investasi bodong, saat ini OJK akan menambah 6 jumlah personel baru Satgas Waspada Investasi menjadi 13 orang sebagai upaya respon cepat atau pelaporan dari masyarakat terkait kegiatan penghimpunan dana tanpa izin yang terjadi di daerah.