Kenaikan MKBD Dorong Pembiayaan Investor Ritel
Bursa Efek Indonesia mengharapkan Anggota Bursa (AB) untuk meningkatkan modal kerja bersih disesuaikan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Bursa Efek Indonesia mengharapkan Anggota Bursa (AB) untuk meningkatkan modal kerja bersih disesuaikan (MKBD), sehingga dapat meningkatkan kapasitas transaksi investor. Dengan meningkatkan jumlah transaksi investor tentunya akan turut menaikkan likuiditas di pasar modal.
Menanggapi harapan dari otoritas pasar modal tersebut, Direktur Utama MNC Sekuritas Susy Meiliana mengatakan kenaikan MKBD mampu memberikan manfaat positif yang mendorong anggota bursa untuk menambah modal sehingga mendorong diversifikasi transaksi.
“Pasalnya, saat ini broker dengan MKBD di atas Rp 250 miliar dapat melakukan transaksi marjin,” ujar Susy di BEI, Sudirman, Jakarta Selatan, Rabu (4/10/2017).
Baca: KPK Segera Periksa Bupati Kukar Rita Widyasari Sebagai Tersangka
Susy menambahkan, kalau perusahaan sekuritas besar artinya punya kekuatan untuk melakukan financing, karena sumber pendapatan sekuritas bukan hanya dari transaksi tapi juga dari memberikan financing.
Sisi positif lainnya, dengan kenaikan MKBD, maka diharapkan makin banyak investor ritel yang dapat terjangkau broker.
“Dari total 120 perusahaan sekuritas di Indonesia, hanya sekitar 30 perusahaan sekuritas yang memiliki MKBD di atas Rp 250 miliar, mayoritas mereka adalah broker asing yang kebanyakan melayani investor institusi.
Hal ini pun sudah diutarakan pihak BEI dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) kepada para broker.
" Itu masing - masing kembali kepada pemilik perusahaan sekuritas, tetapi dari sisi yang diatas Rp 250 miliar, angkanya sekitar 30 sekuritas dari total, 120 sekuritas jadi hanya sekitar 25 persen. Itu kebanyakan asing kan, kalau asing mereka eggak menggarap investor ritel, asing kebanyakan garapanya ivestor institusi. Jadi harusnya dengan MKBD lebih besar, investor ritel bisa lebih ditingkatkan," imbuhnya.
Susy menilai niat BEI dan OJK tersebut sudah tepat. Peningkatan MKBD sejatinya turut memberikan keuntungan bagi investor.
"Broker memang harus kuat, investor kan mereka leverage, kalau pakai uang sendiri misal punya uang Rp 1 juta, kalau saya kasih financing lagi punya Rp 2 juta. Jadi lebih bisa banyak transaksi, itu pengungkit namanya, leverage. Jadi emmang harus ada leverage. teori investasi kan memang begitu," pungkasnya.