Kamis, 2 Oktober 2025

Kemendag-Pedagang-Petani Belum Satu Kata Soal Harga Eceren Tertinggi Beras

"Masih dalam proses, tidak alot tapi masing-masing berbeda, tinggal menyatukan dan hitung-hitungan‎."

Tribunnews/Herudin
Pedagang beras menunggu pembeli di kiosnya di Pasar PSPT Tebet, Jakarta Selatan, Kamis (17/4/2014). 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Seno Tri Sulistiyono

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -‎ Kementerian Perdagangan hingga saat ini belum menemukan titik temu terkait penetapan harga eceran tertinggi (HET)‎ untuk komoditas beras.

Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita mengatakan, ‎harga eceran beras masih dalam proses pembahasan untuk menyatukan pendapat antara persatuan penggilingan padi dan pengusaha beras Indonesia (Perpadi), petani, serta pasar retail.

"Masih dalam proses, tidak alot tapi masing-masing berbeda, tinggal menyatukan dan hitung-hitungan‎. Misalnya berapa margin mereka, berapa angkutannya, semua harus dihitung," tutur Enggar di komplek Istana Negara, Jakarta, Senin (21/8/2017).

Menurutnya, pembahasan persoalan HET akan kembali dilakukan pihak-pihak terkait, hingga menemukan kesepakatan dengan memprioritaskan kepentingan konsumen atau masyarakat.

"‎Kita mesti sepakati, ada rasionalnya dan kewenangan ada pada pemerintah, pasti ada yang suka dan tidak suka. Tapi kepentingan konsumen menjadi prioritas, petani kita jaga, pegadang harus sama, yang besar jangan bunuh yang kecil," papar Enggar.

Lebih lanjut dia mengatakan, keputusan HET nantinya diharapkan tidak mendongkrak inflasi yang saat ini terjaga dengan baik. Sehingga diperlukan tingkat kehati-hatian dalam menentukan harga.

"Saya menjaga inflasi tidak naik terlalu tinggi, harga rata-rata pertimbangan Rp 13 ribu lebih," ucapnya.

Rekomendasi untuk Anda

BizzInsight

AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved