Susi Pudjiastuti Sebut Ada Permainan Kartel Di Balik Kelangkaan dan Kenaikan Harga Garam
"Masalahnya garam dibawa dari Sampang ke Jawa Barat ongkosnya itu mahal, sedangkan impor dari Darwin cuma 600 dolar, tiga kontainer dikirim,"
Laporan Wartawan TribunJatim.com, Nur Ika Anisa
TRIBUNNEWS.COM, SURABAYA - Persoalan kenaikan harga garam menyita perhatian Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti.
Menteri yang dilantik pada tahun 2014 ini mengatakan kerap disodorkan perihal isu garam.
Susi mengatakan ada persoalan mengenai murahnya industri garam import dari Australia ke Indonesia.
"Masalahnya garam dibawa dari Sampang ke Jawa Barat ongkosnya itu mahal, sedangkan impor dari Darwin cuma 600 dolar, tiga kontainer dikirim," ujarnya saat memberikan materi Orasi Ilmiah dan Talkshow di Universitas Airlangga, Jumat (11/8/2017).
Baca: Harga Garam Naik, Susi Pudjiastuti: Wajarlah Biar Petani Senang
Murahnya impor garam tersebut justru menjadi persoalan.
Susi Pudjiastuti mengatakan ada permainan kartel.
Permainan tersebut dilihat dari murahnya impor garam Rp 600 perak yang kemudian dimanfaatkan di pasar garam hingga bahan baku garam lokal merosot.
"Garam impor tidak boleh dikonsumsi untuk pangan," ujarnya.
Pemerintah telah menunjuk PT Garam untuk membantu mengimpor bahan baku garam konsumsi sesuai dengan UU nomor 7 tahun 2016 dan hanya saat mendapat rekomendasi dari KKP.
"Impor ekspor bukan urusan kami. Petani garam urusan saya. Kalau harga garam naik berati kerjaan saya berhasil to," jelas Susi.
Berita ini sudah dimuat di Tribunjatim.com dengan judul: Harga Garam Naik dan Langka, Menteri Susi Pudjiastuti : Ada Permainan Kartel Dibalik Itu