Selasa, 30 September 2025

Harga Cabai di Jakarta Melonjak karena Permainan Bandar di Pasar Induk

Dari hasil investigasi tim KPPU di tingkat petani cabai, khususnya di Malang dan sekitarnya, petani menjual cabai rawit seharga Rp 50.000 per kg.

Editor: Choirul Arifin
Tribun Kaltim/Muhammad Arfan
Harga cabai rawit turun menjadi Rp 90 kilogram yang semula sampai Rp 150 ribu per kilogram di lapak pedagang sayuran Pasar Induk Bulungan, Tanjung Selor, Kaliamantan Utara, Rabu (11/1/2017). TRIBUN KALTIM/MUHAMMAD ARFAN 

"Kenaikan harga cabai itu terjadi karena panjangnya rantai distribusi, jadi pemerintah gagal memotong rantai distribusi," ujarnya.

Meskipun mendukung, tapi Ikappi meragukan faktor utama kenaikan harga cabai disebabkan permainan bandar di pasar induk.

Sudah banyak pasar kecil yang tidak lagi bergantung pada pasar induk. Banyak dari mereka yang sudah mendapatkan pasokan cabai langsung dari petani atau pengepul.

Karena itu, Ikappi meminta KPPU agar merekomendasikan kepada pemerintah untuk memotong rantai distribusi dan langsung mendistribusikan cabai rawit ke pasar.

Jika hal itu berhasil dilakukan, bukan tidak mungkin harga cabai tidak akan semahal sekarang.

Sementara untuk gula, Abdullah bilang, dugaan KPPU bahwa distributor gula ikut bermain memang perlu dicurigai. Sebab, Ikappi juga menemukan hal serupa di lapangan.

Selain itu, dia juga mempertanyakan peran Perum Bulog dalam mendistribusikan gula ke pasar.

Selama ini, lembaga pemerintah Bulog tidak mendistribusikan gula secara langsung ke konsumen, melainkan lewat jasa pihak ketiga.

Masuknya pihak ketiga itu justru membuat rantai distribusi gula menjadi bertambah panjang. "Itulah salah satu penyebab harga tetap tinggi," kata Abdullah.

 
Reporter: Noverius Laoli

Sumber: Kontan
Rekomendasi untuk Anda

BizzInsight

AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved