Korban Investasi Bodong Melapor ke Polda Metro Jaya, Miliaran Rupiah Melayang
"Ini bukan penyertaan modal tapi asli nabung, nabung dikasih bukti deposito," katanya.
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Dennis Destryawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Jika Anda punya dana dan berhasrat melakukan investasi, sebaiknya berhati-hati. Saat ini tengah marak kasus investasi bodong.
Setelah kasus investasi bodong Pandawa Group buat resah nasabah, kini kasus serupa kembali terjadi.
Beberapa orang diduga menjadi korban investasi bodong melaporkan ke Polda Metro Jaya.
Sabar Ompu Sunggu, kuasa hukum beberapa korban dalam investasi tersebut mengatakan, dirinya melaporkan direktur utama perusahaan yang diduga melakukan investasi bodong.
"Saya mewakili lima orang korban melaporkan direktur utama PT MIB berinisial FS atas dugaan penipuan," ujar Sabar usai membuat laporan di Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu (SPKT) di Mapolda Metro Jaya, Semanggi, Jakarta Selatan, Minggu (5/2/2017).
Sabar menyatakan, para kliennya yang menjadi korban disuruh membuat deposito di PT MIB dengan dijanjikan bunga yang cukup tinggi.
"Kemudian setelah jatuh tempo uang dari klien kami itu tidak kembali meskipun jatuh tempo," ucap Sabar.
Sebelum melaporkan, pihaknya sudah melayangkan somasi sebanyak dua kali sejak dua bulan lalu. Akan tetapi somasi tersebut tak dihiraukan.
"Ini korbannya bukan hanya lima. Kebetulan yang saya tangani ada lima. Yang belum lapor masih banyak," kata Sabar.
Sabar menuturkan, dari beberapa kliennya yang menjadi korban ada yang menginvestasikan hingga miliaran rupiah.
Bahkan ada kliennya yang menginvestasikan tunjangan pensiunannya.
"Yang paling menyedihkan klien kami ini dia itu gaji pensiunnya. Dengan turunnya gaji pensiunnya dengan harapan bisa untuk menunjang masa depannya dia akhirnya menginvestasikan uangnya ke sana, tapi uangnya tidak kembali. Bahkan ada klien saya stroke karena uang Rp 2,5 miliarnya tidak balik," imbuh Sabar.
Dari lima kliennya, total kerugian mencapai Rp12- Rp13 miliar. Diperkirakan jika semua korban melaporkan kerugian ditaksir mencapai Rp 100 miliar.
Salah satu korban yang enggan disebutkan namanya menjelaskan, dalam praktek investasi ini ada hal yang aneh, yakni dirinya menyetor ke PT MIB namun yang membuat sebuah koperasi bernama CMS.