Smelter Timah Terbesar itu Bakal Jadi Tempat Konservasi
Smelter timah terbesar di Bangka Belitung akan dijadikan area konservasi dan tidak akan dijual.
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Smelter timah terbesar di Bangka Belitung akan dijadikan area konservasi dan tidak akan dijual.
Sebelumnya smelter timah Indonesia terbesar PT Refined Bangka Tin (RBT) tersebut telah menghentikan operasi pengilangan dan pabriknya akan dibubarkan karena masalah lingkungan hidup.
"Area tersebut akan menjadi area konservasi. Pabrik timah yang ada di sana tidak akan dijual, tetapi akan dibubarkan." ujar Pendiri Artha Graha, Tomy Winata dalam pernyataannya Rabu (24/2/2016).
Tomy mengatakan seluruh pemilik saham Indonesia dan partner dari Singapura menyetujui penghentian operasi smelter timah tersebut.
"Semua pemilik saham Indonesia dan partner Singapura telah setuju untuk menghentikan operasi," ujar Tomy.
Tomy Winata yang dikenal sebagai pengusaha nasional yang memiliki komitmen dan kepedulian pada kelestarian alam dan lingkungan tersebut mengatakan keputusan itu diambil setelah perusahaan gagal memenuhi harapannya untuk memenuhi standar ramah lingkungan.
"Perusahaan yang tidak memenuhi standar ramah lingkungan dan kepedulian pada alam, lebih baik ditutup saja," tegasnya.
Didirikan pada tahun 2007, menurut situs webnya RBT telah mengirimkan timah ke pasar besar seperti AS, Belanda, Jerman, Spanyol, China, Korea, Taiwan, Hong Kong, dan Pakistan.
Ini adalah pukulan terbaru pada ekspor timah Indonesiayang telah menurun selama beberapa tahun karena regulasi pemerintah yang semakin ketat pada penambangan dan operasi smelter di Bangka dan Belitung.
Pada Januari, pengiriman dari negara ini hanya 2,486 ton, mengalami penurunan 63 persen. Negara Asia Tenggara mengkhawatirkan akan besarnya penambangan dan penyelundupan timah ilegal, sementara kelompok pecinta lingkungan dan perusahaan listrik telah menunjukkan kekhawatiran akan kerusakan lingkungan.