Minggu, 5 Oktober 2025

Perlu Dana Rp 21 Triliun Kembangkan Danau Toba Jadi 'Monaco of Asia'

Anggaran yang berasal dari APBN merupakan dana-dana kementerian seperti Kementerian Pekerjaan Umum

TRIBUN MEDAN/RISKI CAHYADI
Sejumlah penari menampilkan Tari Sepuluh Etnis pada penutupan Festival Danau Toba (FDT)n 2014 di Balige, kabupaten Tobasa, Minggu (21/9/2014). Berbagai atraksi dan pawai budaya ditampilkan pada penutupan Festival Danau Toba 2014. (TRIBUN MEDAN/RISKI CAHYADI) 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Seno Tri Sulistiyono

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pengembangan destinasi prioritas Danau Toba, Sumatera Utara menjadi 'Monaco of Asia' diperkirakan memakan biaya sebesar Rp 21 triliun.

Menteri Pariwisata Arief Yahya mengatakan, anggaran yang digunakan‎ untuk pengembangan Danau Toba akan berasal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dan investasi swasta.

"Anggarannya itu Rp 21 triliun, Rp 11,36 triliun dari APBN dan sekitar Rp 9‎,7 triliun dari biaya investasi swasta," ujar Arief akhir pekan kemarin.

Menurut Arief, anggaran yang berasal dari APBN merupakan dana-dana kementerian seperti Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Kementerian Perhubungan, Kementerian Pariwisata, Kementerian Kesehatan, Kementerian Kehutanan dan Lingkungan Hidup, dan satu perusahaan pelat merah PLN.

Dana kementerian tersebut dialokasikan perbaikan fasilitas sanitasi, pembangunan dermaga, pembersihan danau, pembangunan jalan tol Tebing Tinggi-Siantar (47,4 km), perluasan bandara Sibisa, peningkatan pasokan listrik, dan pembangunan lain-lainnya.

Sedangkan investasi swasta ditujukan untuk pengadaan fasilitas meeting, inventive, convention, exhibition (MICE), revitalisasi hotel, pengembangan resor, penyediaan atraksi baru, dan atraksi cable car.

"Anggaran yang dikeluarkan ini akan balik dengan cepat kalau kita membawa 1 juta wisatawan mancanegara dan lima juta wisatawan nusantara ke destinasi Toba," ujar Arief.

Arief mengatakan, target pasar utama destinasi Danau Toba yaitu turis Asean khususnya Malaysia dan Singapura, serta turis Eropa seperti Belanda dan Perancis.

Sementara target sekunder yaitu turis yang berasal dari Australia dan Amerika.

"Target wisatwan nusantara berasal dari kota besar di pulau Jawa dan Sumatera seperti Jakarta, Bandung, Surabaya, Medan, Pekanbaru dan Palembang," tutur Arief.

Pengembangan Danau Toba ini, kata Arief, juga menimbulkan multiplier effect berupa penciptaan lapangan kerja bagi warga yang diperkirakan sekitar 4 juta orang.

Pengembangan Danau Toba menjadi Monaco of Asia ini dikomandoi oleh Menteri Kemaritiman Rizal Ramli yang saat ini sedang dalam proses pembentukan badan otorita pengelola kawasan pariwisata Danau Toba agar dapat mengatur jadwal kegiatan tahunan dan menentukan tahap pembangunan secara cepat.

Badan otorita ini bersifat independen sehingga dapat bekerjasama dengan masyarakat dan pemerintah setempat.

Pengembangan Danau Toba ini merupakan bagian dari ‎10 kawasan wisata yang akan dibentuk badan otorita, seperti Tanjung Kelayang, Tanjung Lesung, Kepulauan Seribu, Borobudur, Bromo, Mandalika, Pulau Komodo, Wakatobi, dan Morotai.

Rekomendasi untuk Anda

BizzInsight

AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved