Mula-mula Sebar Angket, Azmi dan Rio Kini Berkiprah di Percaturan Fashion Nasional
Dua warna itu menjadi tema Azmi Retnaning Pambudi dalam berkreasi dan membuat produk fashion bermerek mrls.
TRIBUNNEWS.COM -- HITAM putih. Dua warna itu menjadi tema Azmi Retnaning Pambudi dalam berkreasi dan membuat produk fashion bermerek mrls. Dirintis awal tahun ini, mrls terus berkembang dan mulai diterima para penggemar fashion.
Azmi adalah mahasiswi Hubungan Masyarakat, Fakultas Ilmu Komunikasi, Universitas Padjadjaran angkatan 2011. Pada bulan Februari, bersama teman prianya Rio Firman dan adiknya Marlie S sepakat untuk memulai usaha.
"Dari dulu memang suka bisnis kecil-kecilan. Tapi sekarang bisnisnya lebih serius," kata Azmi kepada Tribun, di kawasan Kiaracondong, Kamis (19/11/2015) sore.
Keseriusan mereka dalam berbisnis ditunjukkan melalui riset yang dilakukan sebelum memulai usaha. Mereka menyebarkan angket yang disebarkan kepada teman-temannya.
Dalam angket itu mereka mencari tahu bahan, model, dan warna yang disukai konsumen. Mereka juga menanyakan range harga saat konsumen membeli pakaian. Dari angket, mereka tahu banyak orang yang suka dengan warna hitam putih. Azmi menyebutnya monokrom.
Setelah itu, mrls mulai menyapa masyarakat. Azmi, Rio, dan Marlie berbagi tugas. Mereka mendesain pakaian, mencari bahan-bahan berkualitas, membawanya ke penjahit dan menjualnya melalui media sosial secara online.
Ketika itu, modal yang mereka keluarkan Rp 600 ribu. Mereka patungan masing-masing Rp 200 ribu. Meski modal awal yang dikeluarkan kecil, bukan berarti produk yang dihasilkan tak berkualitas. Mereka tetap menjaga kualitas pakaian produksi mereka.
"Makanya kami mencari bahan sendiri. Melihat kualitas bahannya bagus atau enggak. Kami juga bertemu dengan penjahit yang bagus. Jadi produk yang dihasilkan harganya middle, kualitas premium," ucap Azmi.
Saat pertama produksi, mereka menghasilkan 20 pakaian. Setelah habis, mereka kembali memproduksi produk baru berdesain baru. Terakhir, mereka telah mengeluarkan volume lima dengan jumlah produksi 300 pieces.
Agar konsumen punya banyak pilihan, setiap bulan selalu ada desain baru yang dikeluarkan oleh mrls. Kemudian setiap model hanya diproduksi sebanyak 10 pieces. "Ini biar enggak pasaran," ujarnya.
Soal nama mrls, Azmi mengatakan itu singkatan nama adiknya. Hanya saja kini adiknya tengah fokus mempersiapkan diri mengikuti ujian sekolah dan ujian masuk perguruan tinggi. Jadi mrls hanya dikelola oleh Azmi dan Rio.
Dalam menjalankan bisnisnya, Azmi dan Rio menerapkan apa yang mereka peroleh saat kuliah, yakni ilmu public relation. Mereka juga meng-endorse artis-artis serta memasang iklan.
Beberapa artis yang mereka endorse di antaranya adalah Acha Sinaga, Yura Yunita, dan Andania Suri. Mereka sengaja memilih artis-artis yang followers di media sosialnya banyak.
Azmi menambahkan, pendekatan mereka agar bisa meng-endorse artis cukup butuh perjuangan. "Kami pendekatannya ke manajemen mereka dan juga via email. Jadi untung-untungan juga," kata mahasiswi yang tengah mengerjakan skripsi ini.
Saat ini, mrls tengah memproduksi barang-barang volume enam. Azmi memperkirakan proses produksi outer dan kemeja mrls akan kelar di akhir bulan November. "Momennya pas, jadi tag linenya, tahun baru, pakaian baru," ucapnya.