IHSG Hari Ini Sangat Dipengaruhi Pergerakan Rupiah

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan Rabu kemarin bergerak bervariasi dalam rentang terbatas.

David Sutyanto, Analis First Asia Capital mengatakan, penguatan IHSG dibayangi aksi ambil untung pemodal di akhir sesi sehingga IHSG gagal tutup di teritori positif, atau terkoreksi tipis 3 poin (0,07%) di 4497,910.

Di tengah kurangnya insentif positif, aksi beli pelaku pasar mendominasi sejumlah saham emiten BUMN terutama yang big caps seperti saham Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM), Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS), dan Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI).

Secara keseluruhan pasar masih dibayangi meningkatnya resiko capital outflow menjelang kenaikan tingkat bunga The Fed Desember mendatang. Kemarin pergerakan rupiah atas dolar AS kembali melemah di Rp13.800 turut mempengaruhi sentimen pasar.

Sementara pasar saham global tadi malam bergerak bervariasi. Indeks Eurostoxx di Zona Euro koreksi 0,58% di 3431,92. Sedangkan di Wall Street pasar meresppon positif hasil The Fed Minutes, berisi notulensi pertemuan The Fed 27-28 Oktober lalu.

Indeks DJIA dan S&P masing-masing menguat 1,42% dan 1,62% tutup di 17737,16 dan 2083,58. Penguatan ini mengindikasikan pasar menilai kondisi perekonomian AS saat ini mampu menghadapi kenaikan tingkat bunga Fed Funds Rates (FFR) secara bertahap di Desember mendatang.

Kenaikan tingkat bunga FFR akan mendorong penguatan dolar AS dan sebaliknya akan menekan mata uang emerging market. Kondisi ini meningkatkan resiko pasar di kawasan emerging market.

Pada perdagangan hari ini, IHSG diperkirakan akan bergerak bervariasi dalam rentang konsolidasi. Pergerakan IHSG akan dibayangi dengan pergerakan rupiah atas dolar AS. IHSG diperkirakan bergerak di kisaran 4475 hingga 4520 berpeluang menguat terbatas.