Minggu, 5 Oktober 2025

Gejolak Rupiah

Besok, Rupiah Diprediksi Kembali Menguat

Penguatan rupiah di akhir pekan lalu diperkirakan bisa bertahan pada Senin (5/10).

Editor: Sanusi
TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN
Petugas memperlihatkan pecahan dolar AS yang akan ditukarkan di salah satu gerai penukaran mata uang asing di Kawasan Blok M, Jakarta, Senin (24/8/2015). Nilai tukar Rupiah terhadap dolar AS dibuka di kisaran Rp 14.006 dan sempat mencapai posisi tertinggi pada level Rp 14.017 karena imbas dari perang mata uang (currency wars). (TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN) 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Penguatan rupiah di akhir pekan lalu diperkirakan bisa bertahan pada Senin (5/10).

Ambruknya data ketenagakerjaan Amerika Serikat bisa jadi pemicu rebound-nya posisi rupiah di hadapan USD.

Di pasar spot, Jumat (2/10) lalu nilai tukar rupiah terhadap USD merosot 0,31 persen ke level Rp 14.645 dibanding hari sebelumnya.

Berbeda, di kurs tengah Bank Indonesia rupiah masih melemah 0,38 persen di level Rp 14.709 per USD.

Josua Pardede, Ekonom Bank Permata mengatakan intervensi yang dilakukan oleh Bank Indonesia memang terbukti ampuh mempertahankan posisi rupiah di pasar global.

Selain itu rilis data non farm payroll yang jauh di bawah harapan pasar diduga akan memicu terangkatnya posisi rupiah di perdagangan Senin (5/10).

“Data tenaga kerja itu memberi indikasi solidnya ekonomi AS jika itu buruk imbasnya kepercayaan pasar bisa menipis dan index USD kendor,” jelas Josua.

Pada Jumat (2/10) data non farm payroll September 2015 turun dari dugaan 201.000 menjadi 142.000.

Begitu juga dengan upah tenaga kerja mengempis dari 0,4 persen menjadi 0,0 persen.

Penguatan rupiah juga bisa didukung jika nantinya pemerintah dan Pertamina mengumumkan penurunan harga BBM.

“Itu bisa jadi faktor positif dari dalam negeri untuk mendongkrak rupiah,” ujar Josua.(Namira Daufina)

Sumber: Kontan
Rekomendasi untuk Anda

BizzInsight

AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved