Selasa, 30 September 2025

Target Cukai Tembakau Naik akan Berdampak Negatif untuk Dunia Industri

Politisi Golkar itu meminta pemerintah untuk realistis melihat kondisi industri hasil tembakau

TRIBUN/HAYU YUDHA PRABOWO
Martam (63), petani tembakau melakukan perawatan tanaman tembakau Kalituri berusia empat bulan di Desa Ngebruk, Kecamatan Sumberpucung, Kabupaten Malang, Jawa Timur, Rabu (9/9/2015). Harga tembakau kering di kawasan ini meningkat dari Rp 50.000 per kilogram menjadi Rp 60.000 per kilogram. SURYA/HAYU YUDHA PRABOWO 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Target cukai tembakau tahun 2016 mencapai Rp 148,9 triliun, seperti tercantum dalam nota keuangan dan RAPBN 2016.

Anggota Komisi XI DPR, Mukhamad Misbakhun menilai target tersebut cukup tinggi dan akan membebani industri hasil tembakau.

"Naiknya target penerimaan cukai yang tinggi akan berdampak negatif pada industri hasil tembakau," kata Misbakhun di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu (26/9/2015).

Politisi Golkar itu meminta pemerintah untuk realistis melihat kondisi industri hasil tembakau. Menurutnya, kalau memang target penerimaan cukai tidak bisa dipenuhi, kenapa pemerintah harus memaksa untuk naikkan target penerimaan dari cukai rokok.

"Jadi yang realistis saja dan jangan muluk-muluk. Industrinya justru harus diberikan insentif," tuturnya.

Menurut Misbakhun, pemerintah jangan hanya memikirkan intensifikasi cukai dengan cara menaikkan cukai rokok tiap tahun tanpa melihat dampaknya. Menurutnya, kenaikan cukai yang terlalu tinggi justru akan mengakibatkan turunnya daya beli yang berlanjut pada penurunan produksi.

"Kemudian akan berdampak pada PHK (pemutusan hubungan kerja). Akibat buruk lain adalah meningkatnya produk rokok illegal," katanya.

Rekomendasi untuk Anda

BizzInsight

AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved