Wapres Yakin Tingkat Kemiskinan Bisa Ditekan
Jusuf Kalla, mengatakan peningkatan jumlah orang miskin antara lain disebabkan oleh melonjaknya harga kebutuhan pokok
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat ada sekitar 28,55 juta orang Indonesia yang hidup di bawah garis kemiskinan, atau sekitar 11,47 persen dari populasi.
Jumlah tersebut meningkat, bila dibandingkan pada perhitungan BPS pada Maret lalu, yang mencatat ada 28,07 juta orang miskin.
Wakil Presiden Jusuf Kalla, mengatakan peningkatan jumlah orang miskin antara lain disebabkan oleh melonjaknya harga kebutuhan pokok seperti beras.
Hal itu membuat biaya hidup meningkat, dan mendongkrak jumlah orang yang hidup di bawah garis kemiskinan.
"Apabila harga beras naik dan lain-lainnya itu, pasti menimbulkan pertambahan angka kemiskinan," kata Jusuf Kalla kepada wartawan di kantor Kementerian Pertanian, Jakarta Selatan, Rabu (16/9/2015).
Salah satu upaya pemerintah untuk menanggulangi permasalahan tersebut, adalah dengan mendongkrak produktivitas di sektor pangan. Dengan demikian diharapkan pasokan dan harga bahan pangan akan kembali normal.
"Saya kira sesulit apa pun pasti bisa, kalau kita tingkatkan produktivitas. Sulit, iya, sesulit apa pun pasti bisa. Sulit bukan berarti tidak bisa," ujarnya.
Wakil Presiden juga mengakui, paket kebijakan ekonomi yang dikeluarkan pekan lalu, masih membutuhkan waktu untuk memperbaiki perekonomian Indonesia. Ia mengatakan kebijakan tersebut tidak bisa dalam waktu singkat menyelesaikan masalah perekonomian Indonesia.
"Kebijakan tidak ada yang instan," jelasnya.
Pemerintah saat ini kata dia tengah mengupayakan segala hal, untuk menyelesaikan permasalahan ekonomi. Salah satu nya adalah dengan cara menekan impor dan mendorong ekspor. Selain itu pemerintah juga tengah berupaya menstabilkan harga.