Batubara Jadi Pilihan Utama Energi Indonesia
Salah satu jenis bahan bakar jumlahnya di Indonesia sangat melimpah dan alternatif dari minyak bumi dan gas
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Bos PT Adaro Energy Tbk Garibaldi Thohir menyatakan bahwa batubara merupakan pilihan energi utama di Indonesia terutama untuk pembangkit listrik.
Salah satu jenis bahan bakar jumlahnya di Indonesia sangat melimpah dan alternatif dari minyak bumi dan gas yang persediaannya terus mengecil.
Dengan teknologi tertentu, batubara bisa digunakan sebagai bahan bakar yang ramah lingkungan. Bahkan di Jepang, ada pembangkit listrik di tengah kota Yokohama yang menggunakan batubara sebagai bahan bakarnya.
"Dengan teknologi super ultracritical, batubara bisa digunakan untuk pembangkit lkistrik yang polusinya sangat kecil," kata Boy, panggilan Garibaldi kepada Tribunnews.com di Jakarta, Senin (7/9/2015).
Dengan jumlahnya yang sangat melimpah, jelasnya, batubara bisa digunakan untuk mendukung proyek listrik 35.000 MW. Proyek besar tersebut, kata Boy, sebagian besar nantinya akan menggunakan bahan bakar batubara yaitu 20.000 MW.
Dengan cara ini, maka Indonesia bisa menggunakan bahan bakar dari dalam negeri tanpa tergantung sumber asing. "Secara cost, penggunaan batubara juga sangat murah karena tidak perlu mengimpor," jelasnya.
Dengan demikian, ujarnya, Indonesia hanya butuh menggunakan teknologi pembangkit dari batubara saja. "Banyak teknologi yang bisa diadop, misalnya dari Jerman, Jepang atau China," ujarnya.
Seperti diketahui dalam beberapa waktu terakhir banyak LSM yang menolak penggunaan bahan bakar batubara sebagai energi pembangkit listrik. Mereka menginginkan pemerintah menggunakan tenaga alternatif yang dianggap tidak merusak lingkungan.
Batubara dikenal menjadi salah satu bahanbakar yang menyebabkan polusi. Namun teknologi terbaru, jelas Boy sudah bisa meredam polusi tersebut. "Sedangkan di Indonesia, batubara sangat melimpah sehingga sangat murah. Nantinya kalau ditemukan bahan bakar baru di Indonesia bisa menjadi alternatif lainnya, seperti panas bumi," jelasnya.
Proyek listrik 35.000 MW, kata Boy, harus disukseskan agar masyarakat di Indonesia terjamin pasokan listriknya. Hingga saat ini akibat pasokan listrik terbatas, di sebagian besar daerah di Indonesia masih sering dilakukan pemadaman bergilir.