Senin, 6 Oktober 2025

Gejolak Rupiah

Rupiah Diprediksi Terus Anjlok

Rupiah masih rawan terjatuh. Sejauh ini, belum ada amunisi yang bisa menyokong mata uang Garuda.

Editor: Sanusi
TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN
Seorang warga melakukan penukaran pecahan dolar AS di salah satu gerai penukaran mata uang asing di Kawasan Blok M, Jakarta, Senin (24/8/2015). Nilai tukar Rupiah terhadap dolar AS dibuka di kisaran Rp 14.006 dan sempat mencapai posisi tertinggi pada level Rp 14.017 karena imbas dari perang mata uang (currency wars). (TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN) 

TRIBUNNNEWS.COM, JAKARTA - Rupiah masih rawan terjatuh. Sejauh ini, belum ada amunisi yang bisa menyokong mata uang Garuda. Kemarin, rupiah menembus level psikologis Rp 14.000 akibat koreksi tajam pasar saham.

Di pasar spot, rupiah melemah 0,78 persen menjadi Rp 14.050 per dollar AS. Kurs tengah Bank Indonesia (BI) mencatat, rupiah meluncur 0,74 persen ke Rp 13.998.

Research and Analyst Divisi Treasury BNI Trian Fathria menilai, pelemahan rupiah imbas devaluasi yuan China. Sentimen itu menumbangkan bursa Shanghai hingga 8,49 persen. Efeknya, bursa di kawasan Asia, termasuk Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ikut terperosok.

“Pasar khawatir terhadap negara berkembang, sehingga terjadi capital outflow,” ujarnya. Analis Monex Investindo Futures Faisyal bilang, pada saat yang sama, dollar AS sebenarnya sedang melemah. Tapi, rupiah belum mampu memanfaatkan untuk bangkit.

Prediksi Faisyal, hari ini, rupiah masih tertekan, sebab belum ada katalis positif. Trian menduga, rupiah bisa semakin loyo, jika Gubernur The Fed cabang Atlanta, Dennis Lockhart memberi sinyal kenaikan suku bunga. Keduanya menebak, hari ini, rupiah bergerak di Rp 14.000-Rp 14.100.(Maggie Quesada Sukiwan)

Sumber: Kontan
Tags
Rupiah
Yuan
Rekomendasi untuk Anda

BizzInsight

AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved