Pemerintah Diminta Optimalkan Peran Sucofindo-Surveyor untuk Perkuat Ekspor
Melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dollar AS yang kini sudah menyentuh angka di kisaran Rp 13.500
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dollar AS yang kini sudah menyentuh angka di kisaran Rp 13.500 diharapkan bisa dimaksimalkan oleh para eksportir nasional untuk merebut pasar mancanegara.
Pemerintah disarankan mengoptimalkan peran perusahaan jasa Surveyor Sucofindo dan Surveyor Indonesia, membantu para eksportir dalam menembus pasar manca negara.
"Meskipun di satu sisi pelemahan nilai tukar rupiah memberi beban perekonomian, namun di sisi lain ada keuntungan yang bisa kita raup, yaitu makin kompetitifnya harga komoditas Indonesia di pasar ekspor. Ini yang harus kita optimalkan,” kata Dr. Rusman Ghazali, Sekretaris Program Magister Kebijakan Publik Universitas Nasional, Jumat (7/8/2015).
Sementara itu, Direktur Public Trust Institute, Hilmi R. Ibrahim, mengharapkan pemerintah mengoptimalkan peran perusahaan penilai Sucofindo dan Surveyor Indonesia yang sudah memiliki brand yang baik di mata dunia dalam menilai komoditas-komoditas layak ekspor.
"Jadikan Sucofindo dan Surveyor Indonesia sebagai gerbang peningkatan ekspor komoditas Indonesia. Caranya, gaet mereka untuk menentukan kualitas komoditas yang akan diekspor," harap Hilmi.
SebelumnyaPresiden Jokowi mengakui, pemerintah pusing melihat pelemahan nilai rupiah. Namun tidak demikian dengan para pengusaha, khususnya para eksportir yang justru mendapatkan keuntungan berlipat dari menguatnya nilai mata uang dollar AS terhadap rupiah itu.
"Pelemahan rupiah atas dolar ada yang mendapat keuntungan, eksportir yang senang saya yang pusing. Yang senang di Sulsel ini, beritanya saya pantau terus, barang-barang yang tidak kita perhatikan di sini dikerjakan dengan baik," kata Presiden Jokowi saat melepas ekspor 27 komoditas di terminal peti kemas Pelabuhan Soekarno-Hatta, Makassar, Senin (3/8/2015) lalu.