Minggu, 5 Oktober 2025

Rupiah Tertekan, Ini Penjelasan Gubernur Bank Indonesia

"Investor juga semua melihat ke Amerika tapi kondisi di Amerika sekarang melihat ke Yunani," ujarnya, Jumat (24/7/2015).

Editor: Hasanudin Aco
Harian Warta Kota/henry lopulalan
DOLAR MENGUAT- Suasana penukaran uang di Kwitang, Senen, Jakarta Pusat, Kamis (23/7/2015). Dolar menguat dari rupiah dan menembus 14.000 Rupiah per-dolar. Warta Kota/henry lopulalan 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Berdasarkan kurs tengah Bank Indonesia (BI) Jumat (24/7) rupiah bertengger pada level Rp 13.448 per dollar Amerika Serikat (AS), melemah 0,4% dari sebelumnya Rp 13.394 per dollar AS. Sejak minggu lalu rupiah terus mengalami tekanan.

Gubernur BI Agus Martowardojo mengatakan, pelemahan rupiah ini terjadi karena banyak faktor eksternal. Di Amerika, dunia melihat akan ada penyesuaian suku bunga acuan pada bulan September 2015.

Hal ini membuat perhatian semua orang tertuju pada Amerika. "Investor juga semua melihat ke Amerika tapi kondisi di Amerika sekarang melihat ke Yunani," ujarnya, Jumat (24/7/2015).

Sisi positif pada Yunani adalah akan adanya restrukturisasi utang. Kalau dibandingkan dengan negara tetangga lainnya, depresiasi rupiah secara week to date hingga Kamis kemarin (23/7) adalah 0,58%. Menurut Agus, depresiasi ini jika dibandingkan dengan Thailand dan Singapura, depresiasi yang dialami dua negara tersebut lebih tajam.

"Kita lihat itu karena kondisi eksternal. Kalo kita lihat transisi ekonomi sedang berjalan baik," terangnya.

Penulis: Margareta Engge Kharismawati

Sumber: Kontan
Rekomendasi untuk Anda

BizzInsight

AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved