Ramadan 2015
Mendag Harus Diberi Kewenangan Mengendalikan Bulog
Memberantas mafia pangan itu tidak main-main, karena kerap seorang menteri yang justru menjadi korban.
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kinerja Kementerian Perdagangan (Kemendag) dinilai baik dalam menjaga stabilitas harga dan ketersediaan barang kebutuhan pokok serta melakukan distribusi ke seluruh Indonesia selama bulan ramadan.
Menteri Perdagangan, Rachmat Gobel juga dinilai mampu memberantas mafia yang selama ini menjadi momok bagi publik yang kerap menaikkan harga setiap kali hari raya tiba.
Ketua DPP Partai Golkar, Priyo Budi Santoso, di Jakarta, Rabu (8/7/2015), mengatakan, Undang-Undang (UU) Nomor 18 Tahun 2012 tentang Pangan sudah ada, tetapi lagi-lagi pemerintah tak berdaya melawan maraknya mafia.
“Tetapi melihat kinerja Mendag Rachmat Gobel yang mampu melawan ancaman mafia pangan, saya pikir adalah bagus kalau Bulog berada di bawah Kementerian Perdagangan atau Mendag merangkap kepala Bulog,” kata Priyo.
Mantan Wakil Ketua DPR RI ini mengatakan, dirinya mengamati cara kerja Mendag ini agak lain.
Dia tidak hanya melakukan operasi pasar besar-besaran di berbagai tempat untuk menjaga stabilitas harga, tetapi juga memberantas para mafia pangan.
“Memberantas mafia pangan itu tidak main-main, karena kerap seorang menteri yang justru menjadi korban. Karena itu, Mendag harus diberi kewenangan mengendalikan Bulog, sehingga para mafia akan takut dengan sendirinya,” kata Priyo.
Sebelumnya Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI, Irman Gusman juga sepakat posisi Bulog berada langsung di bawah Presiden dan tidak berada di bawah kementerian BUMN seperti saat ini.
Bulog bertanggung jawab langsung kepada Presiden, sementara kebijakan sehari-harinya berada di bawah Kementerian Perdagangan.
“Lebih jelasnya, Dirut Bulog sebagai pelaksana dari kebijakan Kementerian Perdagangan. Karena Kemendag itulah yang melaksanakan fungsi sebagai pengendali persoalan perdagangan di dalam negeri,” ujarnya.
Secara terpisah Wakil Ketua Komisi IV DPR, Herman Khaeron mengatakan, posisi badan pangan atau apapun namanya dengan Bulog ini seperti bayi kembar siam, tetapi tidak bisa dicampuradukkan.