Peluang Usaha: Berbisnis Kopi Dingin Dalam Kemasan Botol
Banyaknya khasiat yang terkandung dalam kopi juga membuat minuman berwarna hitam punya banyak penggemar
Meski tergolong produk baru, pelaku usaha optimistis cold brew coffee bisa diterima masyarakat. Mereka optimistis kopi seduh dingin ini bukan tren sementara. “Bisnis minuman kopi merupakan bisnis yang berumur panjang karena kopi sudah ada sejak dulu, dan akan terus ada,” kata Riska. Apalagi, masyarakat kian kreatif meracik varian kopi.
Pertumbuhan pasar untuk kopi seduh dingin juga didukung oleh pertumbuhan kelas menengah di negeri ini. Maklum, kelas menengah dengan kantong yang lebih tebal gemar melakukan eksplorasi terhadap berbagai hal, termasuk memenuhi seleranya dalam
menikmati kopi.
Produk cold brew coffee ini juga praktis. “Konsumen tinggal pesan, lalu kami antar dan mereka bisa minum tanpa harus diseduh lagi,” ujar Riska. Pria berusia 26 tahun ini menambahkan, ia dan teman-teman butuh waktu cukup lama untuk mempersiapkan bisnis No Sleep Coffee. Setelah tahu metode penyeduhan kopi dengan air dingin, mereka butuh enam bulan untuk mendapatkan formula atau resep yang pas.
Awalnya, No Sleep Coffee ditawarkan ke kerabat dan kenalan para pendirinya. Namun lama-kelamaan semakin banyak yang pesan. Kalau dulu, barista No Sleep Coffee hanya membuat 80 botol kopi per minggu, kini order meningkat pesat jadi 1.000–1.500 botol saban bulan.
Menurut penuturan Riska, sepanjang 2014, ia dan teman-teman bisa mengantongi omzet Rp 500 juta. Adapun margin keuntungan dari bisnis ini bisa mencapai 100%. “Seperti produk F&B lain, cold brew coffee ini marginnya 100%,” cetusnya.
Riska bilang, produk ini sengaja dijual secara ritel, bukan di kedai kopi agar bisa dinikmati lebih banyak konsumen. Di samping itu, jumlah kedai kopi sudah terlalu banyak. “Kalau mau bikin kafe juga, produk kami masih sedikit jadi konsumen tidak punya alternatif yang banyak,” katanya.
Selain memesan secara online, konsumen juga bisa menikmati No Sleep Coffee di beberapa restoran seperti Dapur Ciragil, Senopati, Vaplab Kemang, Senayan Trade Center, Cipete, dan Vaper Chamber SCBD. “Kami kerjasama secara konsinyasi untuk konsumen yang mau langsung menyeruput No Sleep Coffee tanpa harus menunggu produk diantar,” tambah dia.
Kopi Nusantara
Cara yang sama juga dilakukan Reza dengan kopi Ray’s Bottle of Joe. Kapasitas produksi kopi seduh dinginnya saat ini mencapai 100 botol per hari. Perolehan omzetnya rata-rata Rp 50 juta per bulan.
Sejak awal, Reza memasarkan produknya lewat jalur online, terutama Instagram. Setiap kali Reza memperbaharui halaman Instagram Ray’s Bottle of Joe, pesanan yang masuk bertambah. “Kalau kami lama tidak update media sosial, pesanan bisa sepi,” kata dia.
Banyaknya produk kopi yang beredar di pasar bebas membuat konsumen selektif terhadap produk kopi. Rasa dan kualitas akan menjadi pertimbangan mereka dalam memilih kopi yang akan diseruputnya. Sudah bukan rahasia, bahkan sudah diakui dunia bahwa kopi nusantara punya kualitas yang tinggi dan rasa yang enak.
Hal ini diamini oleh para pengusaha cold brew coffee. Tiap produk kopi seduh dingin yang mereka buat selalu menggunakan kopi dalam negeri sebagai bahan baku utamanya. Riska mengklaim, No Sleep Coffee merupakan satu-satunya produk cold brew yang memadukan beberapa jenis kopi. “Kalau produk lain hanya menggunakan satu jenis kopi, tapi kami mencampur tiga jenis kopi nusantara,” katanya.
Untuk varian long black coffee, jenis kopi yang digunakan ialah Arabica toraja, Arabica ijen, dan Arabica papua. Sementara itu, ice latte menggunakan biji kopi Arabica gayo, Arabica flores, dan Robusta temanggung. “Semua bahan baku No Sleep Coffee berasal dari dalam negeri, tak perlu impor,” cetus dia.
Berbeda halnya dengan produk Ray’s Bottle of Joe. Reza bilang kopi yang digunakan dalam produknya memang merupakan kopi dalam negeri, misalnya kopi toraja, kopi sidikalang, dan kopi gayo. Tetapi, cokelat, vanilla, dan chia seed yang digunakan dalam campuran kopi merupakan produk impor. “Kami ingin bahan terbaik, jadi mau tak mau harus kami impor agar tidak merusak rasa kopinya,” tutur dia.
Meski kopi yang jadi bahan baku merupakan produk lokal, tapi peralatan untuk membuat cold brew coffee harus diimpor. Riska dan Reza bilang, alat seduh kopi, seperti cold press dan grinder didatangkan dari luar negeri. Dus, investasi untuk usaha ini pun tergolong tinggi.