INDEF: Kenapa Riweh Ambil Devisa dari Sektor Migas
Nilai ekspor sektor migas saat ini tidak menggunakan Letter of Credit (LC) untuk mengambil devisa negara.
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Nilai ekspor sektor migas saat ini tidak menggunakan Letter of Credit (LC) untuk mengambil devisa negara.
Pasalnya sektor migas masuk pengecualian dan saat ini sudah direvisi melalui Peraturan Menteri Perdagangan No 4 tahun 2015
Direktur Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Enny Sri Hartati menilai pengecualian sektor migas tidak benar.
Alasan pemerintah mengecualikan sektor tersebut karena dinilai transparan dan akuntabel dalam memberikan penerimaan negara.
"Ketika ada kebijakan untuk meningkatkan devisa maka diterbitkan LC, tapi setelah itu sektor migasnya protes, lalu dikecualikan," ujar Enny, Minggu (5/4/2015).
Enny memaparkan jika Peraturan Menteri Perdagangan belum bisa dilaksanakan dengan baik, sektor lain akan meminta pengecualian yang sama.
Dengan begitu setoran devisa dari ekspor tidak bisa diaudit dan penerimaan negara berkurang, tergantung kemauan eksportir.
"Nanti bisa bisa semua minta dikecualikan," kata Eny
Eny pun bingung etika ada pejabat negara yang mengatakan bahwa migas tidak perlu. Meski sudah sudah transparan, Eny heran kenapa sektor migas masih sulit memakai LC.
"Kenapa harus riweh ketika mau dikenakan LC? Kenapa harus riweh?," papar Eny.