Rabu, 1 Oktober 2025

Pengamat: Kenapa Ron 88 Dihapuskan Jika Tak Merugikan?

Menurut Sofyano, jika tidak merugikan pemerintah, Ron 88 tidak boleh dihapuskan. "Di Asean memang tidak ada. Tapi di Mesir dan Rusia masih," katanya.

Penulis: Eri Komar Sinaga
Editor: Y Gustaman
WARTA KOTA/ANGGA BHAGYA NUGRAHA
Petugas SPBU coco di Kawasan Abdul Muis, Tanah Abang, tengah mengisikan BBM jenis premium, Minggu (2/11/2014). Rencana kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi menjadi satu kebijakan awal yang dinanti dari pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi). Mengingat beban Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) semakin berat karena subsidi yang terus membengkak. Warta Kota/angga bhagya nugraha 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Eri Komar Sinaga

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Direktur Pusat Studi Kajian Publik, Sofyano Zakaria, meminta kepada pemerintah agar tidak buru-buru menghapuskan bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi atau jenis Ron 88.

Menurut Sofyano, jika tidak merugikan pemerintah, Ron 88 tidak boleh dihapuskan. "Di Asean memang tidak ada. Tapi di Mesir dan Rusia masih," ujar Sofyano di Warung Daun Cikini, Jakarta, Sabtu (27/12/2014).

Sofyano kembali mempertanyakan rencana pemerintah menghapus Ron 88, sebab selama ini tidak ada temuan Badan Pemeriksa Keuangan yang mencurigakan.

"Penghapusan Ron 88 akan mempengaruhi lembaga lain. BPK selama ini tidak menemukan adanya kerugian negara. BPK Migas juga selalu merekomendasikan," tukas Sofyano.

Rekomendasi untuk Anda

BizzInsight

AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved