Ekspansif, Utang PGN Melonjak Dua Kali Lipat
Banyaknya ekspansi yang dilakukan PT Perusahaan Gas Negara (PGN) Tbk membuat utangnya membengkak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Banyaknya ekspansi yang dilakukan PT Perusahaan Gas Negara (PGN) Tbk membuat utangnya membengkak. Per Kuartal III-2014, liabilitas jangka panjang emiten bursa berkode PGAS ini meningkat dari 771,06 juta dolar AS per Desember 2013, menjadi 2,15 miliar dolar AS.
Melonjaknya utang PGN tersebut karena adanya tambahan utang obligasi sebesar 1,33 miliar dolar AS. Sementara pinjaman jangka panjang setelah dikurangi bagian jatuh tempo dalam waktu satu tahun mencapai 508,95 juta dolar AS.
Jika ditotal dengan kewajiban jangka pendek, total liabilitas PGAS mencapai US$ 2,6 miliar, tumbuh dua kali lipat dibandingkan 1,65 miliar dolar AS pada Desember 2013 lalu.
Pada 28 Agustus 2014 lalu, PGN memang menandatangani Perjanjian Fasilitas Pinjaman Sindikasi senilai 650 juta dolar AS. Tenornya mencapai 5 tahun. Sindikasi perbankan itu berasal dari Australian and New Zealand Banking Group Limited (ANZ), The Bank of Tokyo-Mitsubishi UFJ,Ltd (BTMU), Citigroup Global Markets Singapore Pte.Ltd (Citi), The Hongkong and Shanghai Banking Corporation Limited (HSBC) dan Sumitomo Mitsui Banking Corporation (SMBC).
Pendanaan dari pinjaman sindikasi itu bakal digunakan untuk pengembangan infrastruktur gas bumi di Indonesia. Terutama untuk mendukung program konversi bahan bakar minyak (BBM) ke gas bumi yang pada akhirnya berdampak pada program pengurangan subsidi minyak.
Selain itu pinjaman tersebut juga digunakan untuk memperkuat dan mengamankan pasokan gas bumi dengan cara melakukan investasi di bidang hulu gas bumi.
PGAS juga menambah utang dari penerbitan surat utang alias obligasi. Pada 16 Mei 2014, PGAS menerbitkan obligasi global senilai 1,35 miliar dolar AS bertenor 10 tahun. Sementara kupon obligasi itu dipatok 5,125 persen.
Dana hasil penerbitan obligasi ini digunakan untuk menambah modal kerja dan mengembangkan infrastruktur gas bumi. Selain itu, PGAS juga masih memiliki pinjaman jangka panjang dari BNI sebesar 58,25 juta dolar AS.
Dengan banyaknya pinjaman baru tersebut, Debt to Equity Ratio (DER) PGAS meningkat dari 0,3 kali pada tahun lalu menjadi 0,7 kali. (Narita Indrastiti)
Namun menurut Investor Relation PGAS, Nusky Suyono, pinjaman tersebut masih dalam batas wajar. Informasi saja, saat ini total ekuitas PGAS sebesar 2,8 miliar dolar AS. "Kami menjaga DER di bawah dua kali," ujarnya kepada KONTAN, Selasa (4/11).
Tetapi tak dapat dipungkiri, melonjaknya utang juga membuat beban keuangan PGAS turut membengkak dari 13,88 juta dolar AS pada periode September 2013 menjadi 44,28 juta dolar AS pada sembilan bulan tahun ini.