Sabtu, 4 Oktober 2025

Dukung Program Bangun Waduk di Berbagai Daerah

Pengiriman air dilakukan oleh perusahaan daerah air minum (PDAM) yang dikordinasikan oleh Badan Nasional

Editor: Hendra Gunawan
zoom-inlihat foto Dukung Program Bangun Waduk di Berbagai Daerah
TRIBUNNEWS.COM/HERUDIN
Presiden terpilih(saat itu Gubernur DKI Jakarta), Joko Widodo (tengah) berbincang dengan Wakil Menteri Pekerjaan Umum (PU) Hermanto Dardak

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Wakil Menteri Pekerjaan Umum Hermanto Dardak menegaskan, air merupakan merupakan kebutuhan utama setiap warga. Karena itu kesulitan masyarakat akan air sebagai dampak dari bencana kekeringan harus segera diatasi.

Curah hujan rendah bulan September tercatat di Pulau Jawa, Bali, NTB, NTT dan sebagian Pulau Sulawesi. Untuk jangka pendek, program yang harus dilaksanakan Pemerintah Daerah (Pemda) dan Pemerintah Pusat dalam membantu masyarakat di berbagai daerah yang terkena bencana kekeringan dan kekurangan air adalah dengan pengiriman bantuan air menggunakan mobil-mobil tangki. Pengiriman air dilakukan oleh perusahaan daerah air minum (PDAM) yang dikordinasikan oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana Daerah (BNPD).

“Pemerintah Pusat maupun pemerintah daerah membantu lewat Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM). Sementara pengkordinasian pembagian airnya dengan menentukan daerah dan kelompok masyarakat mana yang perlu mendapat prioritas air bersih, dilakukan oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah ,” ujar wakil menteri Pekerjaan Umum Hermanto Dardak kepada pers di Jakarta Sabtu (18/10/2014).

Mantan Direktur Jenderal Penataan Ruang ini menjelaskan, penanggulangan bencana kekeringan dan kesulitan air bersih dengan cara membagi bagikan air melalui PDAM tidak dapat dilakukan secara terus menerus dan bukan menjadi solusi jitu jangka panjang.Hal ini mengingat kebutuhan air oleh warga di segala musim semakin besar seiring dengan pertumbuhan penduduk.

Karena itu cara yang terbaik mengatasi dampak bencana kekeringan adalah dengan menyimpan air yang berlimpah pada saat musim hujan dengan membangun sistem ketahanan air yang memiliki korelasi dan kaitan yang kuat dengan sistem ketahanan pangan maupun mendukung ketahanan energy.

Waduk yang dibangun untuk mengatasi banjir dan kesulitan air pada musim kemarau tidak perlu besar-besar yang membutuhkan dana besar dan lahan yang luas, sehingga sering mengalami hambatan pembebasan tanahnya. Melainkan Waduk yang sedang yang dapat menampung sekitar 10 sampai 25 jutaan meter kubik air. Waduk tersebut dapat dibangun dengan menggunakan dana sebesar Rp 500 miliar hingga Rp 900 miliar.

Wakil Menteri Pekerjaan Umum yang pernah menjadi Dirjen Bina Marga Kementerian Pekerjaan umum ini berpendapat, Program pembangunan waduk air ini maupun berbagai embung dengan kapasitas tampungan air lebih kecil dari waduk, terbukti dapat mengatasi air antara lain di beberapa daerah selatan Jawa dan beberapa daerah di Propinsi Nusa Tenggara Barat dan Timur (NTB dan NTT).

Tahun 2015 akan ada sejumlah proyek pembangunan waduk antara lain,  Waduk Kuil di Manado Propinsi Sulawesi Utara dan Waduk Logung di Daerah Kudus Jawa Tengah. Waduk Kuil di bangun di dekat Kota Manado dan Kawasan ekonomi khusus Bitung.

Pembangunan waduk Kuil untuk mencegah bahaya banjir dan longsor sebagaimana pernah terjadi beberapa waktu lalu di Kota Manado. Dengan adanya Waduk Kuil air yang mengalir dari Sungai Tondano tidak langsung ke Manado tapi tertampung Waduk Kuil. "Air di Waduk Kuil dapat dijadikan sumber air Baku yang dapa dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan air masyarakat Manado dan Kawasan Ekonomi Khusus Bitung.” ujar Hermanto Dardak.

Rekomendasi untuk Anda

BizzInsight

AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved