Baru 4 Juta Pekerja yang Tersertifikasi
Sementara dari daftar BPS jumlah angkatan kerja di Indonesia per Februari 2014 mencapai 125,3 juta jiwa
TRIBUNNEWS.COM, BANDUNG - Menghadapi diberlakukannya Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA), sumber daya manusia Indonesia harus siap salah satunya dengan memiliki sertifikasi keahlian. "Jumlah tenaga kerja di Indonesia yang memiliki sertifikasi masih jauh dibandingkan dengan jumlah tenaga kerja yang ada saat ini," kata Kepala Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP) pada acara Seminar Sertifikasi Bagi Bangsa di Telkom Corporate University, Kamis (27/8) lalu.
Menurutnya, baru 4 juta tenaga kerja yang sudah memiliki sertifikasi. Sementara dari daftar BPS jumlah angkatan kerja di Indonesia per Februari 2014 mencapai 125,3 juta jiwa.
Karena itulah, katanya, di targetkan hingga akhir tahun ini akan ada 5 juta tenaga kerja di Indonesia sudah tersertifikasi dan pada 2019 bisa mencapai 20 juta. Untuk akselerasi tersebut, BSNP terus menambah jumlah lembaga sertifikasi profesi (LSP) di SMK dan industri.
"Tahun ini kami berencana menambah 128 LSP di SMK dan ditargetkan mencapai 700-800 LSP. Industri juga harus didorong untuk membentuk LP. sebagai pertanggungjawaban, mereka akan ditugaskan untuk membuat bussiness plan," katanya.
Menyikapi hal tersebut, Telkom telah membentuk badan sertifikasi Telkom Profesional Certificate Centre (PCC) dengan misi menjadi Badan Sertifikasi Profesi yang berstandar Internasional yang unggul di lingkup regional. Telkom PCC ini juga membentuk Lembaga Sertifikasi Profesi TPCC yang diakui secara nasional melalui pengaduan BNSP Indonesia.
"LSP TPCC adalah LSP pertama di Indonesia yang memberikan uji kompetensi di bidang Teknik instalasi fiber optik yang juga merupakan tren jaringan akses saat ini," kata Direktur Human Capital dan General Affair Telkom, Priyantono Rudito.
Keberadaan LSP TPCC sebagai wujud kontribusi PT Telkom mendukung kesiapan Indonesia menghadapi MEA 2015. "Kami menyebutnya dengan sertifikasi bagi bangsa," katanya.
Ia menambahkan, sertifikasi merupakan sebuah tuntutan bagi tenaga kerja untuk membuktikan tingkat kompetensi. Sertifikasi juga dapat meningkatkan kepercayaan diri tenaga kerja. Tahun ini, pihaknya menggelar program 1.000 sertifikasi di bidang Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) dengan menyedot 20 persen anggaran SDM.
Pelaksanaan sertifikasi ini digulirkan dalam kebijakan kemitraan, kebijakan infrastruktur, dan layanan serta terdapat pula sinergi pada level implementasi divisi broadband, regional, Telkom Akses, Mitra Telkom yang terangkum dalam Indonesia Digital Network (IDN).
"Pelaksanaan sertifikasi profesi dilakukan tidak hanya untuk pekerja Telkom, namun juga pekerja dari sektor lain. Selain itu, sertifikasi juga diberikan bagi lulusan SMK," katanya.(tif)