Harga Kopi Ciamis Melonjak
Harga biji kopi kering jemur yang semula hanya Rp 16.500 per kg, dalam tiga bulan terakhir sudah menembus Rp 22.000 per kg
TRIBUNNEWS.COM, CIAMIS - Harga biji kopi kering jemur di tingkat petani di sentra kebun kopi rakyat, Kecamtan Jatinegara dan Rajadesa, Kabupaten Ciamis, terus naik, dalam tiga bulan terakhir.
Harga biji kopi kering jemur yang semula hanya Rp 16.500 per kg, dalam tiga bulan terakhir sudah menembus Rp 22.000 per kg. Sementara harga kopi giling setelah disangrai di tingkat petani sudah mencapai angka Rp 40.000 per kg.
"Memang selama tiga bulan terakhir harga kopi di tingkat petani terus naik. Alhamdulillah, tiga hari terakhir sudah mencapai Rp 22.000 per kilo. Padahal tiga bulan lalu hanya Rp 16.500," kata Mang Usip (57), petani kopi dari Dusun Cibubuhan, Desa Mulyasari, Kecamatan Jatinegara, Ciamis kepada Tribun, Selasa (3/6/2014).
Mang Usip yang Ketua Kelompok Tani Kopi Ganitridi Desa Mulyasari Jatinegara ini menambahkan, petani biasanya tidak mau repot-repot, sehingga lebih senang menjual biji kopi kering jemur daripada jual kopi bubuk giling.
Di Dusun Cibubuhan, kata Mang Usip, ada 20 etani kopi, yang sehari-hari menjual kopi hasil panennya ke Pasar Rajadesa atau Pasar Panawangan. Tapi banyak juga yang menjualnya ke penampung (bandar) setempat yang datang ke desa setempat.
Jatinegara dan Rajadesa terkenal sebagai sentra kopi rakyat di Ciamis dan sebagian besar petani di dua kecamatan tersebut berpengalaman sebagai petani kopi di Lampung.
Meski harga biji kopi kering jemur di tingkat petani sedang mahal, namun produksi kopi di tingkat petani selama tiga bulan terakhir justru anjlok. "Produksi kopi anjlok lebih dari 50 persen. Banyak buah kopi yang hampa karena diserang jamur, penyakit, dan serangga," kata Usip.
Cuaca ekstrem yang panas tetapi sering, disertai hujan lebat menyebabkan meningkatnya serangan hama dan penyakit yang berdampak pada kualitas buah dan berkurangnya buah yang jadi tiap tangkai akibat tergangghunya penyerbukan.
Ia mencontohkan dari kebun kopinya seluas 200 bata (1 bata sama dengan 14 meter persegi) dengan 500 pohon kopi robusta, sekarang hanya didapat 2 ons per pohon. Padahal dalam kondisi normal tiap pohon bisa menghasilkan 1 kg biji kopi basah.
"Dapat 2 ons per pohon saja sudah untung. Produksi anjlok sekali selama cuaca tak menentu sekarang ini. Setiap panen sekarang paling banyak dapat 50 kilo biji kopi basah," ujar Mang Usip.
Mang Usip pun berharap pada musim panen raya Oktober sampai Desember nanti, harga kopi tidak jatuh, tetap stabil seperti saat ini. (sta)