Menteri ESDM Yakin Cepu Bisa Sumbang Rp 50 Triliun per Tahun
Selanjutnya di bulan November blok Cepu sudah bisa memproduksi menurut hitungan Wacik sebesar 80.000 barel per hari.
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Produksi minyak dari Lapangan Banyu Urip di Blok Cepu, Bojonegoro, Jawa Timur diperkirakan jika sudah puncaknya dapat memberikan kontribusi yang mencapai 20 persen dari produksi minyak nasional. Secara bertahap produksi lapangan Banyu Urip akan meningkat.
Saat ini, produksi lapangan yang dikelola kontraktor kontrak kerja sama (kontraktor KKS) Mobil Cepu Ltd. (MCL) itu sebesar 29.000 barel minyak per hari. Per September 2014, produksi ditargetkan naik 10.000 barel minyak per hari dengan adanya tambahan fasilitas produksi awal dan ditargetkan mencapai puncaknya sebesar 165.000 barel per hari pada April tahun 2015.
“Proyek Cepu adalah proyek yang besar sekali, akan menghasilkan nanti pada produksi puncaknya akan mencapai 165.000 barel per hari, itu saya hitung revenuenya per hari kira-kira Rp 50 triliun per tahun, itu akan besar sumbangannya kepada negara kita,” ujar Menteri Energi Dan Sumber Daya Mineral, Jero Wacik, Rabu (28/5/2014).
Jero Wacik berharap Proyek Cepu dapat segera selesai seluruhnya dan dapat di resmikan peresmiannya oleh Presiden Republik Indonesia saat ini Susilo Bambang Yudhoyono."Mudah-mudahan sebelum masa jabatan beliau (Presiden SBY) selesai sudah bisa diresmikan," ungkap Wacik.
Wacik menjelaskan produksi perdana nanti 30.000 barel per hari. Selanjutnya di bulan November blok Cepu sudah bisa memproduksi menurut hitungan Wacik sebesar 80.000 barel per hari.
"Dan bulan April tahun depan itu sudah produksi penuh, 165.000 barel per hari," jelas Wacik.
Lapangan Banyu Urip diperkirakan mengandung lebih dari 450 juta barrel minyak dan direncanakan dapat memproduksi 165.000 barel minyak per hari. Fasilitas tersebut mencakup 49 sumur pada tiga anjungan sumur, sebuah fasilitas pengolahan pusat, pipa sepanjang 95 kilometer untuk mengalirkan minyak ke fasilitas penyimpanan dan alir-muat terapung (Floating Storage and Offloading/FSO) bermuatan maksimal 1,7 juta barrel. Kapal tangker akan mengangkut minyak dari FSO tersebut ke pasar domestik dan dunia.