Gula Pasir Memicu Inflasi di Kalbar
Harga komoditas pada Oktober 2013 di kota Pontianak kembali mengalami sedikit kenaikan sehingga berpotensi memicu inflasi
Laporan Wartawan Tribun Pontianak, Steven Greatness
TRIBUNNEWS.COM, PONTIANAK – Bank Indonesia Kalimantan Barat memperkirakan perkembangan harga komoditas pada Oktober 2013 di kota Pontianak kembali mengalami sedikit kenaikan sehingga berpotensi memicu inflasi dalam level yang relatif terkendali. Kendati pada September 2013 mengalami deflasi sebesar -0,75 persen persen (mtm).
“Mencermati dinamika kondisi komoditas strategis di kota Pontianak selama bulan Oktober 2013 tersebut, diperkirakan inflasi relatif terkendali meskipun cenderung lebih tinggi dari bulan September 2013, berada pada kisaran 0,31 persen (mtm) atau 10,86 persen (yoy),” kata FX Widarto, Peneliti Ekonomi Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPwBI) Kalbar kepada Tribun, Jumat (25/10/2015).
Menurut dia, kondisi tersebut tercermin dari hasil pantauan harga kebutuhan pangan di empat pasar tradisional di Kota Pontianak, menunjukkan adanya kenaikan harga sebagian besar komoditas. Kenaikan harga terutama terjadi pada komoditas gula pasir seiring dengan pasokan yang berkurang. Kebutuhan gula di Kalimantan Barat berkisar 6.000 ton per bulan.
“Terkait dengan keterbatasan pasokan gula, KPwBI Kalbar mendukung penuh rencana pembentukan Kelompok Kerja (Pokja) pengawasan peredaran gula di Kalimantan Barat yang digagas oleh Kadin dan Aprindo. Dengan pembentukan Pokja pengawasan gula, maka data pelaku usaha dan jenis gula dapat terdata dengan baik dan jelas sehingga memudahkan monitoring dan pengawasan, ujarnya.
Sementara itu, daging sapi merupakan satu di antara komoditas dengan harga tertinggi dan masih menunjukkan adanya kenaikan. Berdasarkan hasil pantauan Disperindag, tercatat harga daging sapi di Kota Pontianak pada pertengahan Oktober 2013 mencapai kisaran Rp104 ribu per kilogram.
Komoditas lain yang juga mengalami kenaikan harga pada Oktober 2013 adalah ikan. Tingginya gelombang laut diperkirakan menjadi faktor utama yang mempengaruhi kenaikan harga komoditas ikan. Berdasarkan informasi BMKG, tinggi gelombang di wilayah perairan Kalimantan Barat pada bulan Oktober 2013 berpotensi lebih di atas 2,5 meter.
Widarto mengatakan, kondisi tersebut perlu diwaspadai karena diperkirakan juga dapat berpengaruh terhadap kelancaran distribusi komoditas lain yang masuk ke Kalimantan Barat. Sementara, harga beras hingga pertengahan Oktober 2013 cenderung stabil. Di sisi lain, harga komoditas bumbu, seperti cabe dan bawang merah mengalami penurunan di pertengahan Oktober 2013.
Kondisi perkembangan komoditas di kota Pontianak tersebut relatif sejalan dengan perkembangan harga di level nasional. Berdasarkan data Kementerian Perdagangan hingga pertengahan Oktober 2013 diketahui bahwa sebagian besar komoditas mengalami kenaikan harga, seperti beras, gula pasir, daging sapi, cabe merah dan bawang merah.