Penguatan Dolar Kerek Harga Emas
MELEJITNYA nilai tukar dollar Amerika Serikat (AS) terhadap rupiah, memang cukup mengejutkan.
TRIBUNNEWS.COM, BANDUNG -- MELEJITNYA nilai tukar dollar Amerika Serikat (AS) terhadap rupiah, memang cukup mengejutkan. Posisi terakhir, nilai per 1 dolar AS dalam kurs rupiah melewati angka Rp 10.000. Pada Rabu (17/7/2013), sekitar pukul 14.25, nilai jual per 1 dolar AS sebesar Rp 10.035. Sedangkan nilai beli per 1 dolar Rp 9.634.
Menanggapi hal ini, Assistant Vice President PT Valbury Asia Futures, Ervan Permadi, menjelaskan, menguatnya nilai tukar dolar AS itu tidak hanya terhadap rupiah, tapi hampir seluruh mata uang dunia. "Contohnya nilai tukar dolar Australia pun turut melemah terhadap dolar AS," di tempat kerjanya, Jalan Diponegoro Bandung, Rabu (17/7/2013).
Menguatnya dolar AS tersebut, imbuh Erwan, karena ada intervensi Bank Sentral AS dalam memperbaiki sistem dan kondisi ekonomi negara adi daya itu.
Biasanya, menguatnya nilai dolar AS menyebabkan pelemahan pada harga jual emas. Pada 28 Juni 2013, harga emas anjlok drastis, yaitu 38,6 persen sejak menempati titik tertinggi pada 2011."Saat itu, harga jual emas berada pada level 1.180 dolar AS per troyounce emas," ucapnya.
Situasi itu, sambung Ervan, menyebabkan banyak orang membeli emas, baik batangan maupun perhiasan. Meningkatnya pembelian oleh masyarakat itu sebabkan emas mengalami rebound.
Buktinya, tambah Ervan, meski dolar AS menguat, adanya rebound sebagai efek kenaikan pembelian oleh masyarakat, kini harga emas dunia kembali naik. Nilainya berada pada posisi 1.290 dolar AS per troyounce emas.
Berkenaan dengan Idulfitri 2013, Ervan memprediksi, terjadinya rebound itu dapat memicu gadai emas, karena harga emas naik. Namun, Ervan menyarankan, sebaiknya masyarakat jangan menjual emas karena tidak tertutup kemungkinan, setelah turun drastis sejak posisi tertinggi 2011, harga emas dunia berpotensi kembali naik lebih tinggi. (win)