Dolar Diperkirakan Menguat Hingga Rp 9.710
Pada Jumat (15/03/2013) rupiah ditutup stagnan ke level Rp 9.703 - Rp 9.707 per dolar AS,
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pada Jumat (15/3/2013) rupiah ditutup stagnan ke level Rp 9.703 - Rp 9.707 per dolar AS, setelah sebelumnya pada Kamis (14/03/2013) USD/IDR ditutup dilevel Rp 9.702 - Rp 9.707 per dolar AS.
Stagnannya kondisi ini diakibatkan minimnya sentiment positif terhadap ekonomi global dan masih menunggunya para pelaku pasar terhadap pertemuan para pemimpin eropa di Brussels.
Pengamat Valas, Rahadyo Anggoro Widagdo, mengatakan untuk perdagangan, Senin, (18/3/2013) nilai tukar USD/IDR masih tidak akan terlalu banyak pergerakan dan diprediksi di level Rp 9.690 hingga Rp 9.710 per dolar.
Ia mengatakan yang harus diperhatikan adalah membaiknya ekonomi AS dimana rilis data pengajuan klaim jaminan sosial (initial jobless claim) di AS, lebih baik dari estimasi semula dari 342 ke 332 orang. Membaiknya klaim ini mengindikasikan penyerapan tenaga kerja di AS yang mulai maksimal.
"Ini akan membawa investor untuk membeli Dollar AS, sehingga penguatan lanjutan Dollar AS, bisa saja terjadi," katanya.
Penguatan dollar AS kian didukung dengan sentiment dari Jepang dimana Parlemen Jepang menyetujui Haruhiko Kuroda sebagai gubernur Bank Of Japan (BOJ) berikutnya.
Terpilihnya Kuroda membuka jalan untuk stimulus moneter agresif yang dicanangkan oleh Perdana Menteri Shinzo Abe sebagai bagian rencana ekonominya. Target dari Pemerintah kepada BOJ adalah dengan segera menyiapkan langkah kebijakan untuk mencapai target inflasi 2 persen.
Dengan kondisi ini, Abe bisa memuluskan janji politiknya untuk mengakhiri deflasi dengan pembelanjaan besar. Pengakhiran deflasi dipicu dengan pelemahan Yen, yang dimanfaatkan Abe untuk menggenjot ekspor Jepang.
Fokus kini tertuju ke apa yang akan dilakukan BOJ dalam rapat pertamanya di bawah kepemimpinan Kuroda, yang sebelumnya menjabat sebagai Presiden Asian Development Bank (ADB) selama delapan tahun.
Rapat BOJ selanjutnya digelar pada 3-4 April 2013, di sinilah kemungkinan Kuroda meluncurkan stimulusnya. Kuroda berjanji akan bertindak cepat dan melakukan apapun yang diperlukan untuk mencapai target inflasi.
Janji itu memicu spekulasi ia bisa menggelar rapat lebih cepat dari jadwal. Kuroda dan Iwata pernah mengimbau BOJ perlu membeli obligasi pemerintah jangka lebih panjang untuk mendorong ekspektasi inflasi.
Dari bursa saham pada Penutupan Jumat (15/3/2013) Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali berjaya dan berhasil menutup perdagangan di level 4.819,324 atau naik 0,69 persen.
Kenaikan ini belum bisa mengalahkan rekor tertinggi IHSG Jumat (8/3/2013) lalu di 4.874,49. IHSG naik karena ada 176 saham yang naik harganya hari ini dan 81 saham melemah, serta 105 saham stabil. Maraknya aksi jual investor asing akan berpengaruh terhadap mata uang rupiah.
Kondisi ini akan membuat Dollar AS mengalami penguatan terhadap mata uang lain termasuk rupiah. Untuk itu Bank Indonesia (BI) perlu mengantisipasi pelemahan rupiah dengan melakukan intervensi ke pasar uang.
Selain itu untuk minggu ini yang perlu menjadi perhatian bagi pelaku pasar adalah rencana pemerintah
memformulasikan kembali kebijakan subisidi bahan bakar.
Kebijakan ini akan memicu inflasi, jika tidak ditanggapi serius oleh pemerintah, maka dolar AS akan menguat pasca lahirnya investasi ke instrumen yang aman (safe heaven) seperti dollar AS.
Baca juga: