Kerajinan Bantul Rambah 30 Negara
Meubeler masih mendominasi ekspor dari Kabupaten Bantul ke negara-negara Benua Eropa
TRIBUNNEWS.COM, BANTUL - Meubeler masih mendominasi ekspor dari Kabupaten Bantul ke negara-negara Benua Eropa dan Amerika. Hal ini diungkapkan Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi (Disperindagkop) Bantul, Sulistyanta, saat ditemui di kompleks kantor Pemkab Bantul, Kamis (17/1/2013).
"Sekitar 60 persen ekspor dari Bantul masih didominasi oleh meubeler. Dari nilai ekspor tersebut telah menyumbang pendapatan asli daerah (PAD) sebesar Rp 60 miliar tahun 2012 lalu," ujarnya.
Pendapatan dari ekspor tersebut mengalami kenaikan sekitar Rp 1 miliar dari tahun sebelumnya yang hanya berkisar antara Rp 58-59 miliar.
Sedangkan, negara importir meubeler dari Bantul tercatat ada sekitar 30 negara yang sudah menjadi langganan tetap. "Di antaranya seperti Amerika Serikat, Amerika Latin, Australia, Asia serta beberapa negara di Eropa," ungkapnya.
Lebih lanjut Sulis menjelaskan, terdapat 26 komoditi ekspor dari Bantul dan yang terbanyak adalah barang meubeler. "Akar-akar kayu tua yang dibuat perajin menjadi barang meubeler unik menjadi favorite importir asal Eropa dan sebagian Amerika," terang Sulis.
Selain itu, kerajinan yang sekarang sedang merangkat naik permintaan ekspornya adalah desain batik klasik dengan bahan bebas zat kimia.
Diwawancara secara terpisah, Kepala Dinas Pariwisata DIY, Tazbir menambahkan, pemerintah DIY akan memberikan perhatian khusus kepada para perajin, sebab hampir 70 persen kerajinan batik di DIY berasal dari Bantul.
"Kita tahu potensi kerajinan Bantul itu sangat bagus, untu itulah kami minta Dekranas (dewan kerajinan nasional) Bantul untuk terus mempromosikannya," ujarnya seusai menghadiri pelantikan pengurus Dekranas Bantul, Kamis (17/1/2013).
Tazbir juga berharap, Dekranas Bantul melakukan terobosan dengan mempromosikan kerajinan asal Bantul ke hotel-hotel dan para wisatawan yang berkunjung ke Bantul. (Tribun Jogja/Yudha Kristiawan)
Baca juga:
- Harga Daging Sapi dan Bawang Merah di Samarinda Meroket
- Lada Putih Petani di Kukar Dibeli Perusahaan Belanda
- Efek Banjir, Okupansi Travel Anjlok
- Airbus Kirim 588 Pesawat di 2012