Ratusan Unggas Mati di Serdang Bukan Karena H5N1
Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Sumut drh Tetty Erlina Lubis mengatakan kematian ratusan
TRIBUNNEWS.COM, MEDAN - Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Sumut drh Tetty Erlina Lubis mengatakan kematian ratusan ekor unggas ternak di Desa Kesatuan, Perbaungan, Serdangbedagai serta di Desa Beringin, Kecamatan Beringin, Deliserdang, bukan akibat virus flu burung atau H5N1.
Tetty mengaku sudah mendapat laporan langsung dari drh Nurdin, Koordinator Local Disease Control Center/LDCC Sumut (wadah yang khusus memonitor perkembangan flu burung). Penyebab kematian ratusan ternak ayam warga setempat di dua daerah itu adalah virus New Castle Disease (NCD).
"Kematian unggas (ayam) di Deliserdang dan Serdangbedagai akibat terinveksi virus NCD, yang mengakibatkan ayam atau unggas bisa mati mendadak dan dalam jumlah banyak," kata Tetty kepada Tribun via seluler, Kamis (10/1/2013).
Dia menyebut virus NCD bisa muncul akibat faktor perubahan cuaca, misalnya dari kemarin ke hujan. "Kalau sudah terserang virus NCD dan tidak langsung divaksin dengan antivirus NCD, maka kematian ayamnya sangat cepat. Mungkin semua peternak sudah tahu juga itu," katanya.
Walau demikian, Tetty mengatakan pihaknya akan terus tetap mewaspadai gejala-gejala virus yang menyerang unggas, seperti kasus di Sergai dan Deliserdang.
"Karena kadang-kadang bisa saja, kita kira virus NCD, padahal virus flu burung. Sebab, gejala flu burung sekarang nggak seperti dulu, langsung tampak gejala dengan tampak bercak-bercak merah. Apalagi sekarang karena unggas sudah sering divaksin bercak-bercak merah itu tidak jelas kelihatan. Maka, sekarang harus dilakukan rapid test (periksa langsung) dengan alatnya. Kalau sudah diperiksa rapid test, ketahuan langsung apakah positif flu burung atau tidak," ujarnya.
Ia menyebut tim dari LDCC di kabupaten/kota se-Sumut atau dinamakan PDSR (Partisipasi Disis Service Rescue) yang masing-masing empat orang (dua dokter hewan dan dua mantri) terus bekerja memonitoring perkembangan flu burung. PDSR yang diistilahkan tim pelacak penyakit flu burung, berjumlah 168 orang se-Sumut.
"Tim PDSR sudah dilengkapi dengan SMS Gateway. Di mana laporan dari PDSR yang masuk dalam 24 jam setiap hari akan tersampaikan ke LDCC Sumut bahkan juga masuk secara online ke Jakarta," jelasnya.
"LDCC sudah menerima laporan tentang kejadian di dua daerah tersebut termasuk daerah lainnya dari PDSR. Disebutkan dalam laporan yang tidak ada yang terinfeksi flu burung di Sumut," katanya.
"Masyarakat jangan khawatir, karena Tim PDSR bekerja sudah punya SOP. Misalnya saja ditemukan unggas terinfeksi flu burung, maka penanganannya harus dibakar, disemprot dengan infektan dan sebagainya," jelasnya.
"Insya Allah jangan ada lagi kejadian Virus Flu burung seperti tahun 2003 di Tanah Karo," ujarnya.
Ratusan ayam mati di Desa Kesatuan, Perbaungan, Serdangbedagai dalam sepekan terakhir. Sebelumnya kasus yang sama juga terjadi di Desa Beringin, Kecamatan Beringin, Deliserdang.
Warga setempat, Uyun (45) mengatakan sudah 30-an ekor unggasnya mati, hingga Kamis. "Tiap hari ada aja yang mati sudah 30 ekor. Bukan punyaku saja, milik warga lain juga bermatian. Sudah seratusan ekor lah. Flu burung mungkin," ujar Uyun, Kamis.
Warga lain, Amir (35) mengaku sangat kecewa pada Pemkab Serdangbedagai yang memberikan bantuan atau langkah pencegahan, sehingga unggas yang mati makin banyak.
"Ayamku mati memang belasan bang. Yang paling kasihan adalah pemilik unggas yang banyak. Selain ayam, bebek dan entok juga kena. Pemkab gak mau tau kayaknya ini," ujar Amir.