BP Migas Dibubarkan
Mantan Kepala BP Migas Sibuk Siapkan File Buat Audit
Gedung Wisma Mulia, kantor BP Migas disewa di beberapa lantai sebagai kantor, yaknil antai 22, 23, 27, 28, 29, 30, 31, 33, 36 dan 38 tampak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Gedung Wisma Mulia, kantor BP Migas disewa di beberapa lantai sebagai kantor, yaknil antai 22, 23, 27, 28, 29, 30, 31, 33, 36 dan 38 tampak sepi. Hanya satu dua orang terkadang ditemui, di kantor yang menurut Mantan kepala BP Migas, Raden Priyono dalam konferensi persnya, disewa hingga tahun 2015.
Kalau, pasca-putusan MK, Rabu (14/11/2012), Raden Priyono mengaku sudah merapihkan atau mengemasi barang-barang pribadinya, kali ini persiapan audit tengah dilakukannya. Tepatnya mantan Kepala BP Migas, Kamis (15/11/2012), tengah membereskan data untuk diaudit.
"Ngak ada. Beres-bere file saja untuk persiapan diaudit," akunya kepada Tribunnews, Jakarta, Kamis (15/11/2012) sore.
Sebagaimana diungkapkan Presiden SBY, kemarin, pemerintah telah mengambil alih fungsi BP Migas pascakeputusan Mahkamah Konstitusi (MK) yang membubarkan lembaga independen yang mengatur industri hulu minyak dan gas tersebut.
Presiden dalam pidatonya di Istana Negara, Jakarta, Rabu (14/11/2012), memastikan status BP Migas bukan lagi lembaga independen melainkan dialihkan statusnya di bawah komando dan kendali Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM).
Namun, di masa transisi saat ini, Presiden juga meminta Menteri ESDM untuk melakukan audit terhadap BP Migas.
Untuk kepentingan audit itulah, mantan kepala BP Migas itu membereskan data-data yang diperlukan mengenai institusi yang sudah dikomandoinya sejak 2008 lalu.
"Sambil menengok mantan anak buah, dan membesarkan hati mereka," sambung Priyono kepada Tribunnews.
Saat ditanya ke mana ia setelah BP Migas dibubarkan, Priyono berkelakar mengatakan akan memulai karier sebagai wartawan atau pengamat perminyakan dan gas bumi seperti Kurtubi.
"Pokoknya ke mana Pak Kurtubi, saya ikuti terus," kata Priyono, yang dilantik Menteri ESDM Purnomo Yusgiantoro menjadi Kepala BP Migas tahun 2008.
Klik: