Minggu, 5 Oktober 2025

Minat WNI Miliki Rumah di Singapura Masih Tinggi

WNI telah memberikan kontribusi 30 persen untuk penjualan unit SOHO dan 23 persen untuk penjualan unit townhouse dari total pembeli asing.

Penulis: Eko Sutriyanto
Editor: Sugiyarto

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Minat warga negara Indonesia memiliki hunian di Singapura cukup tinggi. Terbukti eCO, sebuah proyek pengembangan hunian inovatif dengan konsep ramah lingkungan yang terletak di kawasan Bedok South Avenue 3 Singapura diminati warga negera Indonesia.

"Warga Indonesia telah memberikan kontribusi sebesar 30 persen untuk penjualan unit SOHO dan 23 persen untuk penjualan unit townhouse dari total pembeli asing," kata Chia Boon Kuah, Chief Operating Officer of Property Sales and Executive Director Far East Organization kepada wartawan, Senin (29/10/2012).

Untuk mendorong lebih banyak warga negara Indonesia membeli produknya, Far East Organization, Frasers Centrepoint Limited dan Sekisui House Ltd., selaku pengembang akan mengadakan pemeran Far East Organization secara serentak di Indonesia.

"Kami mengadakan pameran di Four Seasons Hotel, Boardroom,Jakarta, Hilton Hotel Bandung, Grand Aston Hotel Semarang dan Gumaya Hotel Medan. Waktunya Tanggal tanggal 3 – 4 November 2012 mulai pukul 10.00 WIB – 20.00 WIB," tuturnuya.

Diterangkan dengan kawasan yang mengusung tema “In harmony with nature” (“Selaras dengan Alam”) eCO berusaha mengintegrasikan flora dan fauna asli yang berada di lingkungan tersebut dengan lima tipe gaya hidup hunian yaitu SOHO, Suite, Loft, Kondominium dan Townhouse.

Terletak di dalam kawasan terpadu Bedok, setelah kawasan perumahan di Jalan Limau Kasturi, kawasan pengembangan itu juga terhubung ke jalan-jalan utama dan jalan bebas hambatan, dan terletak hanya 400 meter dari stasiun interchange Bus dan Kereta Tanah Merah.

"Ekologi adalah sebuah konsep hubungan yang rumit dan mandiri antara organisme dan lingkungan mereka, dan konsep ini menjadi inspirasi bagi pembangunan eCO terbaru kami," kata Chia Boon Kuah.

Pusat eCO terletak pada sebuah tempat yang bernama Green Corridor – sebuah jalur hijau sepanjang 100 meter yang melewati lahan hijau yang rindang dengan pohon-pohon yang dilestarikan yang kini membatasi bagian timur dari kawasan pengembangan, dilengkapi dengan aliran bio-stream yang indah di bagian akhir jalur tersebut.

Penelitian ekologi mendalam telah dilakukan oleh tim ahli multidisipliner dipimpin oleh DP Architechts dan termasuk ICN Landscape International dan arsitek ekologi ternama dunia, Dr. Ken Yeang  guna menghasilkan lingkungan ekologi yang optimal untuk flora dan fauna asli agar dapat berkembang. Pembangunan eCO diperkirakan akan selesai pada tahun 2017. (Eko Sutryanto)

BACA JUGA:


Rekomendasi untuk Anda

BizzInsight

AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved