Eksploitasi Batu Bara Stop Tak Mengancam Perekonomian Jambi
Berhentinya aktivitas eksploitasi sejumlah perusahaan tambang batu bara di Provinsi Jambi belum merupakan ancaman bagi perekonomian Jambi.
Laporan Wartawan Tribun Jambi, Hendri Dede Putra
TRIBUNNEWS.COM, JAMBI - Berhentinya aktivitas eksploitasi sejumlah perusahaan tambang batu bara di Provinsi Jambi belum merupakan ancaman bagi perekonomian Jambi. Pasalnya, kontribusi sektor pertambangan masih kecil terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB).
"Jadi kalau ada perusahaan batu bara yang mungkin tutup itu tidak terlalu berpengaruh, karena dia secara ekonomi global hanya 3 persen, jadi relatif kecil kontribusinya terhadap pertumbuhan ekonomi Jambi," kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Jambi, Yos Rusdiansyah, Rabu (17/10/2012).
Yos mengatakan kemungkinan perusahaan yang menghentikan aktivitasnya itu adalah perusahaan kecil. Karena selama ini perusahaan-perusahaan besar yang ada di Jambi hingga Agustus 2012 masih terus melakukan ekspor.
"Menurut kami sampai kondisi Agustus 2012 ekspor batu bara masih tumbuh bagus, kalau kita bandingkan dengan kondisi tahun 2011 masih tumbuh 3,4 persen," ungkapnya.
Dia mengatakan kondisi ekspor batu bara Jambi, Januari-Agustus 2012 dibandingkan dengan Januari-Agustus 2011, pertumbuhannya sekitar tiga sampai empat persen. Itu artinya masih tumbuh.
"Bayangan saya kalau Agustus saja perusahaan batu bara masih mampu melakukan ekspor, berarti perusahaan-perusahaan besar yang masih bertahan di antara yang tutup itu. Sementara perusahaan besar tetap melakukan ekspor, ini tercatat di catatan ekspor kami hingga Agustus 2012," ulasnya.
Seperti diberitakan, sampai pertengahan Oktober ini, tercatat 31 perusahaan batu bara menghentikan operasi dari 37 perusahaan yang aktif.
Beberapa minggu lalu, sebanyak 24 perusahaan tercatat telah menghentikan operasionalnya. Jumlah ini kemungkinan terus bertambah dan diperkirakan perusahaan-perusahaan yang saat ini masih bertahan akan berhenti juga.
Kepala Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Jambi, Azwar Effendi, mengatakan hanya enam perusahaan batu bara yang sampai saat ini masih aktif beroperasi. Perusahaan-perusahaan tersebut masih beroperasi karena adanya kontrak jangka panjang. Dihentikannya eksploitasi tersebut lantaran harga batu bara di pasar global jatuh.
Catatan Tribun Jambi (Tribun Network), ekspor batu bara Provinsi Jambi sempat turun pada Maret lalu. Nilai ekspornya, dari 22,3 juta US dollar pada Februari menjadi 19,5 juta US dollar di Maret.
Akademisi dari Universitas Jambi yang juga pemerhati ekonomi, Surya Hidayat mengatakan sekalipun produksi batu bara tumbuh tapi tidak begitu berdampak bagi kualitas hidup atau kualitas ekonomi Jambi.
"Karena meski tumbuh itu angkanya investasi. Sedangkan investornya mayoritas dari luar Jambi. Secara substantif tidak memberi manfaat apa-apa, hanya lebih menguntungkan investor," ucapnya menjawab Tribun.
Buku PDRB Provinsi Jambi Menurut Lapangan Usaha 2007-2011 mencatat, sesungguhnya kontribusi sektor pertambangan dan penggalian memiliki kontribusi besar terhadap PDRB Jambi. Pada tahun lalu saja, kontribusinya mencapai 19,07 persen. Angka itu di bawah sektor pertanian yang menyumbang 29,35 persen.
Baca Juga:
- Telkomsel Klaim Kinerja Operasional Fenomenal
- Mesir dan Korsel Beli Coco Peat Asal Indonesia
- Pembiayaan Kendaraan di Adira Finance Tumbuh 15 Persen
- Sony Luncurkan Xperia SL dan J Pertengahan November