Produksi Getah Pinus RI Kalah dari Cina
Produksi getah pinus di wilayah hutan lindung dan produksi di Bandung Selatan, Kabupaten Bandung,
TRIBUNNEWS.COM, BANDUNG - Produksi getah pinus di wilayah hutan lindung dan produksi di Bandung Selatan, Kabupaten Bandung, mencapai 1.131 ton per tahun sedangkan Jabar 17 ribu ton per tahun.
"Indonesia kalah jauh dari Cina yang menduduki peringkat pertama produksi getah dunia dengan sadapan hutan pinus seluas 1.3 juta hektare dengan produksi per pohonnya 6 kilogram per tahun," kata Wakil Kepala Administratur Perhutani Bandung Selatan di Soreang.
Luas sadapan getah pinus di Indonesia, mencapai 145 hektare dengan produksi getah per pohonnya 2.4 kg per tahun. "Kontribusi Indonesia pada pasar getah internasional berkisar 5-8 persen. Cina memasok 80 persen pasar getah dunia. Baik Indonesia maupun Cina, pasar terbesarnya sama, Eropa dan Amerika dengan harga pasaran 1.800-2.000 dolar per ton," katanya.
Dengan banyaknya industri kimia, farmasi, hingga makanan di berbagai negara, permintaan getah ini, terus meningkat. "Getah pinus ini bahan baku tinta, cat, wipol, kosmetik, tiner, makanan hingga campuran bahan bakar pesawat luar angkasa," katanya.
Saat ini sadapan getah pinus di Indonesia masih dilakukan secara tradisional oleh warga sekitar hutan di Kabupaten Bandung hingga mendatangkan penyadap dari Majenang, Jateng. "Seringkali sadapan tradisional ini mengurangi ketahanan pohon hingga tidak jarang pohon pinus yang disadap itu gampang tumbang," ujarnya.
Karena itu Perhutani Bandung Selatan tengah membuat mesin khusus untuk menyadap getah pohon pinus yang ramah lingkungan. "Fungsinya agar getahnya bersih, pohon pinus yang disadap tidak rusak dan efisiensi waktu menyadap getah. Mesinnya sekarang sedang dikembangkan," ujarnya.
Baca juga:
- Garuda Berburu 50 Pesawat Baling-baling Perancis
- Muhaimin Terima Usulan Perubahan Komponen KHL Pekerja
- Pelindo II Kantongi Pendapatan Rp 2,7 Triliun Dalam 5 Bulan