Perbankan dan Keuangan
Perbankan Rentan Penipuan
Produk perbankan dan jasa keuangan nonbank belum cukup aman dari celah fraud (penipuan).
JAKARTA, KOMPAS.com - Peningkatan kapasitas kelembagaan auditor internal bank mendesak untuk diutamakan karena kian kompleksnya produk perbankan dan jasa keuangan nonbank yang belum cukup aman dari celah fraud (penipuan). Padahal, industri jasa keuangan menggarap pasar amat besar, yakni senilai Rp 7.000 triliun.
Ketua Ikatan Audit Internal Bank (IAIB) Hidayat Prabowo menyampaikan hal itu di Jakarta, Senin (18/6/2012). Hidayat didampingi oleh pengurus lain, J Sindu Adisuwono.
Hidayat mengakui, mustahil untuk membuat kinerja audit internal hingga zero fraud karena setiap saat, sekalipun peraturan dan Bank Indonesia (BI) sudah terus-menerus meningkatkan keamanan transaksi perbankan, perkembangan produk dan teknologi jasa keuangan terus tumbuh.
Sektor industri jasa keuangan menyumbang 7,2 persen dari produk domestik bruto (PDB). Industri jasa keuangan tumbuh 6,5 persen tahun 2011, melebihi pertumbuhan ekonomi 6,5 persen. Total aset Rp 7.529 triliun, setara besarnya perekonomian Indonesia tahun 2011 sebesar Rp 7.427 triliun.
Industri jasa keuangan meliputi perbankan, pasar modal, asuransi, dana pensiun, perusahaan pembiayaan, dan manajemen investasi.
Sektor pasar modal memberi sumbangan terbesar dari sisi PDB dari Rp 1.335 triliun tahun 2008 menjadi Rp 3.822 triliun (51 persen dari PDB). Diikuti perbankan dengan total aset Rp 3.472 triliun (47 persen dari PDB).
Pengaturan dan pengawasan sektor industri jasa keuangan menjadi amat penting, bahkan mutlak, karena bisa berdampak langsung terhadap pertumbuhan ekonomi.
Secara kualitatif, sistem keuangan semakin kompleks karena ada saling keterkaitan antarjasa keuangan. Produk bundle, seperti asuransi, reksa dana, dan deposito dari institusi keuangan lain, melibatkan pengawasan dua pihak yang berbeda. Deposito oleh audit bank dan BI serta asuransi oleh audit asuransi dan Kementerian Keuangan. (ODY)
