Pembatasan Subsidi BBM
Menkeu: Kenaikan Harga BBM Subsidi Masih Wacana
Menteri Keuangan Agus Martowardojo menegaskan posisi pemerintah tetap akan melakukan pengendalian bahan bakar minyak (BBM)
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Andri Malau
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA — Menteri Keuangan Agus Martowardojo menegaskan posisi pemerintah tetap akan melakukan pengendalian bahan bakar minyak (BBM) subsidi per 1 April nanti.
Sedangkan opsi kenaikan harga BBM subsidi, tegas Agus, hal itu adalah wacana.
“Yang lain belum. Istilah seandainya ada yang bicarakan kenaikan harga itu semua masih wacana,” tegas Agus Marto, ditemui di Kompleks Istana, Jakarta, Kamis (2/2/2012).
Dikatakan, pihaknya kini tengah mendengar bagaimana perencanaan Kementerian ESDM bersama dengan BPH Migas dan Pertamina untuk melakukan pengendalian BBM Subsidi.
Opsi kenaikan? “Itu wacana,” sergahnya. Sementara itu, Menteri ESDM Jero Wacik kembali menegaskan bahwa subsidi yang digelontorkan pemerintah untuk BBM subsidi terlalu besar.
Tahun lalu, jumlahnya bahkan mencapai Rp 250 triliun sehingga mengakibatkan aliran subsidi ini mengalir ke berbagai kalangan yang tidak layak mendapatkannya.
Karenanya, kemudian pemerintah mengkaji opsi pembatasan BBM subsidi.
"Kita ada beberapa opsi, tindak tegas. Namun, makin lama-makin mahal sehingga pelan-pelan tinggalkan BBM. Tanggal 1 April itu, ada pada penjelasan Undang-Undang, bukan pada batang tubuh dan pasal," ungkap Jero ditemui di Istana Presiden, Jakarta, Kamis (2/2/2012).
Selain opsi pembatasan BBM yang dinilai terlalu berat, pemerintah juga telah mengkaji switching BBM subsidi ke pertamax. Selain pindah ke pertamax, menggunakan energi alternatif seperti gas juga membutuhkan waktu yang lama.
"Namun tidak bisa juga buru-buru (pindah ke pertamax) memerlukan dispenser baru. Tidak semua pompa bensin sediakan Pertamax. Malaysia (pindah dari BBM ke gas) 17 tahun (baru) selesai urusan gasnya. Berjalan terus, agar tidak tegang. Karena BBG sulit begitu, ke pertamax tidak langsung siap," lanjut dia.
Karena itulah, kemudian pemerintah membahas satu opsi lagi, yaitu menaikkan harga BBM subsidi atau mantan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif ini, lebih senang menyebut menurunkan subsidi BBM.
"Munculah opsi satu lagi. Diturunkan subsidinya. Kalau membuat premium Rp 8.200 (per liter), sekarang dijual Rp 4.500. Subsidi Rp 3.700. Ini yang akan diturunkan, apakah Rp 500, Rp 1.000, atau Rp 1.500. Bahasa rakyatnya naik sedikit," tambah dia.
Namun, Jero mewanti-wanti agar masyarakat tidak perlu terlalu gelisah karena pemerintah bersama DPR dan akan mempersiapkan semuanya.
"Ini sedang dibikin opsi ketiga, menurunkan subsidi. Berapa pantasnya, rakyat tidak perlu kaget berat. (Keputusan ini) menunggu persetujuan dan membutuhkan opsi C," jelasnya.