Senin, 6 Oktober 2025
ABC World

Daging Anjing dan Kucing Sudah Dilarang Dijual di Tomohon, Tapi Daging Kelelawar Masih Jadi 'Favorit'

Sejumlah pakar penyakit di Indonesia mengatakan perdagangan daging kelelawar yang masih diminati di Sulawesi Utara dikhawatirkan…

ABC Radio Australia
Rivana Meriske menjual daging kelelawar di sebuah pasar di Tomohon, Sulawesi Utara. (ABC News: Mitchell Woolnough) 

"Ketika COVID dimulai, kami dengar kelelawar mungkin menjadi penyebabnya, tapi petugas kesehatan setempat mengambil beberapa sampel dan tidak menemukan buktinya," kata Reike.

Pengujian laboratorium kelelawar dari Pasar Tomohon dilakukan setiap tiga bulan, menurut Karel Lala, dari dinas pertanian dan perikanan pemerintah kota.

Karel mengatakan ada penurunan konsumsi kelelawar selama pandemi, tetapi perdagangannya meningkat dan harga kembali normal. Tapi untuk untuk perdagangan daging anjing, ceritanya berbeda.

Aturan keras tentang daging anjing telah 'membunuh mata pencaharian orang'

Aktivis hewan di Indonesia sudah berjuang selama bertahun-tahun untuk mengakhiri perdagangan daging anjing dan kucing di Indonesia.

Mereka percaya jika larangan penjualannya di pasar Tomohon adalah langkah kecil namun ampuh.

Meski daging anjing tetap dijual di pasar di kota terdekat lainnya, larangan di Pasar Tomohon dipandang sebagai contoh yang dapat diikuti oleh pemerintah desa lainnya.

Namun langkah tersebut tidak terlalu populer di kalangan penjual.

Beberapa mengatakan kepada ABC jika mereka kesal karena para aktivis lokal, yang bekerja sama dengan Humane Society, memaksa mereka untuk mengubah praktik lama mereka.

Wakil wali kota Tomohon mengatakan pemerintah daerah harus bergerak perlahan dalam masalah ini.

"Ini soal membunuh mata pencaharian orang, karenanya penuh tantangan," kata Edwin.

Enam orang yang terlibat dalam perdagangan anjing Tomohon bekerja sama dengan yayasan lokal dan asing untuk menerapjan larangan penjualan daging anjing dan kucing,

Mereka melepaskan puluhan anjing dan beberapa kucing ke tempat penampungan lokal.

Hewan-hewan itu disimpan dalam kandang di sebuah rumah, yang juga berfungsi sebagai rumah jagal.

Beberapa pedagang daging anjing mengatakan mereka akan beralih ke bisnis berbasis pertanian lainnya, sementara pemilik rumah jagal mengaku belum yakin dengan apa yang akan dilakukannya.

Ia mengatakan sudah menghasilkan hampir Rp50 juta per bulan dari perdagangan daging anjing, penghasilan yang termasuk tinggi di Sulawesi.

Halaman
1234
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved