Senin, 6 Oktober 2025
ABC World

Daging Anjing dan Kucing Sudah Dilarang Dijual di Tomohon, Tapi Daging Kelelawar Masih Jadi 'Favorit'

Sejumlah pakar penyakit di Indonesia mengatakan perdagangan daging kelelawar yang masih diminati di Sulawesi Utara dikhawatirkan…

ABC Radio Australia
Rivana Meriske menjual daging kelelawar di sebuah pasar di Tomohon, Sulawesi Utara. (ABC News: Mitchell Woolnough) 

Pemerintah setempat sudah secara resmi melarang daging anjing dan kucing, dengan alasan memenuhi hak hewan serta membantu mengurangi penyebaran rabies.

"Kami akan mulai dengan daging anjing dan kucing dan ke depan kami akan memperhatikan hewan lain juga," kata Edwin Roring, Wakil Walikota Tomohon.

Namun untuk saat ini, kelelawar, tikus, dan ular sanca masih dijual.

Ada pula kekhawatiran kalau perdagangan daging hewan-hewan ini menimbulkan risiko kesehatan bagi masyarakat, serta berpotensi menjadi pandemi global berikutnya.

Mengapa bisa menimbulkan ancaman penularan yang 'sangat besar'

Penularan zoonosis, atau penyebaran virus dari hewan ke manusia, dianggap sebagai asal muasal yang paling mungkin dari pandemi COVID-19.

Teori zoonosis mengatakan kelelawar menularkan SARS-CoV-2 ke manusia, kemungkinan melalui hewan perantara, di kota Wuhan di China pada akhir 2019.

Beberapa pasien pertama yang dirawat karena COVID diketahui bekerja, atau sering mengunjungi pasar hewan yang juga menjual daging kelelawar, anjing rakun, dan satwa liar lainnya.

Agus Setiyono, pakar soal penularan dan penyakit zoonosis dari Institut Pertanian Bogor mengatakan seluruh proses penangkapan kelelawar hingga menjadikannya daging konsumsi penuh dengan risiko.

"Kelelawar mengandung patogen berbahaya, sehingga perlu penanganan dan pengolahan yang sangat hati-hati untuk meminimalkan penularan, yang tidak selalu terjadi pada orang yang melakukannya," kata Dr Setiyono.

"Pasar hewan memiliki potensi penularan yang sangat besar."

"Saya tidak bisa bilang ini jadi bom waktu… tapi pandemi berikutnya akan dipicu oleh intensitas aktivitas yang lebih tinggi antara manusia dan hewan liar."

Akhir tahun lalu, satuan tugas internasional menyampaikan rekomendasinya untuk "mengurangi dampak dan meningkatkan tanggapan" terhadap wabah virus corona di masa depan, termasuk langkah-langkah untuk mengidentifikasi potensi munculnya virus.

Salah satu anggota satuan tugas yang berbasis di Australia, Danielle Anderson, mengatakan kepada ABC dalam kondisi di mana ada peningkatan interaksi antara manusia dan hewan, maka ada kemungkinan potensi penyebaran virus.

Satuan tugas merekomendasikan agar ada "pengawasan cerdas" di lokasi berisiko tinggi, seperti pasar hewan di Wuhan, termasuk pemantauan dan pengambilan sampel serta pemeriksaan orang-orang yang bekerja di tempat-tempat tersebut.

Penjual daging kelelawar di Tomohon mengatakan mereka sadar dengan risikonya, tetapi mengabaikan kekhawatiran tersebut.

Halaman
1234
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved