Daging Anjing dan Kucing Sudah Dilarang Dijual di Tomohon, Tapi Daging Kelelawar Masih Jadi 'Favorit'
Sejumlah pakar penyakit di Indonesia mengatakan perdagangan daging kelelawar yang masih diminati di Sulawesi Utara dikhawatirkan…
Di bagian lorong yang becek dan lembap Pasar Tomohon, Rivana Meriske menjual daging kelelawar seharga hampir Rp30 ribu per ekor.
PERINGATAN: Artikel ini memuat foto dan rincian yang bisa membuat pembaca tidak nyaman.
Bau bulu yang hangus terbakar tercium, saat penjual mengambil kelelawar hitam yang sudah mati dari kantung plastik untuk kemudian dibakar.
"Kelelawar itu berasal dari gua-gua di hutan," ujar Rivana.
"Kami bakar, lalu dipotong-potong, kemudian direbus."
"Untuk memasaknya kami menggunakan santan, sehingga disajikan dengan kuah kental yang manis dan lezat. Ini adalah bagian dari pengalaman kuliner di Manado."
Rivana adalah salah satu dari segelintir penjual kelelawar di sebuah pasar di Minahasa setiap Jumat Pagi.
Beberapa anjing juga terlihat dijual dengan warna kehitaman karena sudah dibakar.
Sementara itu beberapa anjing yang masih hidup terlihat duduk di kandang, tepat di sebelah daging anjing yang dijual.
"Anjing yang kami jual di sini kebanyakan berasal dari luar Sulawesi Utara, bukan anjing yang kami pelihara," kata Reike Rompas, penjual lainnya.
"Kami tidak tega memakan anjing peliharaan kami."
Daging anjing dan kelelewar biasanya ditemukan di pasar-pasar di Sulawesi Utara, yang memiliki tradisi memakannya untuk pengobatan atau terkait perayaan.
Salah satu kepercayaan warga setempat adalah sup kaki anjing bisa menjadi tonik bagi anak-anak yang sakit demam berdarah.
Tapi pemerintah membatasi penjualan daging anjing dan kucing, setelah kelompok pembela hak hewan mengkampanyekannya selama bertahun-tahun.
Petugas dari kantor walikota juga sering datang ke pasar untuk memeriksa kalau-kalau mereka masih menjual dagin
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.