Kasus COVID di China Terus Bertambah Menjelang Pembukaan, Beberapa Warga Tetap Ingin Berkunjung
Dengan meningkatnya kasus COVID di China dan bagaimana berbagai negara termasuk Australia menerapkan pembatasan perjalanan baru,…
Warga China tahun ini akan menyambut Tahun Kelinci dan merayakan pembukaan China untuk pertama kalinya dalam tiga tahun terakhir dengan tidak adanya pembatasan lagi berkenaan dengan COVID.
Namun dengan peningkatan kasus karena dicabutnya pembatasan dan dibukanya China bagi warga asing mulai 8 Januari, perayaan Imlek tahun ini juga masih akan berbeda dari yang sebelumnya.
Bobo Law pindah ke Melbourne dari Hong Kong dan berencana kembali ke sana dalam beberapa bulan mendatang.
Dia mengatakan mengerti aturan baru yang diterapkan oleh pemerintah Australia dan juga tidak menginginkan adanya varian COVID baru masuk ke Australia.
"Saya kira pemerintah melakukannya untuk melindungi warga di Australia. Ya mengapa tidak?"
Bobo juga mengatakan masalah lain yang dilihatnya adalah bagaimana statistik jumlah kasus dan kematian dari China tidak bisa dipercaya.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sudah meminta pemerintah China menyediakan informasi mengenai gelombang penularan kasus saat ini termasuk tes genome untuk menemukan apakah ada varian baru.
Para pakar memperkirakan sekitar 9 ribu orang meninggal karena COVID setiap harinya di China namun angka resmi dari pemerintah menunjukkan angka yang sangat rendah.
China: pembatasan 'tidak diperlukan'
Dengan kurangnya data akurat dari China pemerintah di berbagai negara termasuk Amerika Serikat, Inggris, Jepang, Jepang, Prancis, Israel, Spanyol, Italia, India, Taiwan dan Korea Selatan sudah menerapkan aturan baru berkenaan dengan mereka yang datang dari China.
Di Australia mulai 5 Januari mereka yang tiba dari China harus melakukan tes PCR sebelum terbang yang menunjukkan hasil tes negatif.
"Ada kekhawatiran, di tengah peningkatan kasus yang naik dengan cepat, kemungkinan munculnya varian baru," kata Menteri Kesehatan Australia Mark Butler hari Minggu.
Namun pada Senin lalu, Kepala Bidang Kesehatan Australia Profesor Paul Kelly mengatakan kepada Mark Butler bahwa "tidak ada alasan kesehatan yang cukup" untuk melakukan hal tersebut.
Profesor Kelly mengatakan dengan tidak adanya "ancaman spesifik: dari varian COVID, dan dengan tingginya tingkat vaksinasi di Australia, pembatasan atau pun aturan tambahan bagi kedatangan dari China merupakan hal yang tidak diperlukan.
Ketika ditanya berulang kali mengenai aturan baru yang diterapkan oleh beberapa negara tersebut, juru bicara Kementerian Luar Negeri China Wang Wenbin mengatakan dalam beberapa hari terakhir "para pakar kesehatan dari berbagai negara mengatakan pembatasan perjalanan bagi mereka yang datang dari China adalah hal yang tidak diperlukan."
"Bagi semua negara, kebijakan berkenaan dengan COVID harus berdasarkan sains dan proporsional dan diterapkan adil bagi warga dari semua negara agar tidak memengaruhi perjalanan normal, pertukaran antar warga dan kerja sama," katanya.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.