Minggu, 5 Oktober 2025
ABC World

Kekhawatiran Posisi Australia di Indo-Pasifik Tergeser dengan dilemahkannya Studi Asia di Universitas

Sejumlah universitas di Australia telah mengurangi staf-nya di beberapa program studi Asia. Pakar mengatakan ini akan mengancam…

Salah satunya adalah Gerald Roche, peneliti senior La Trobe yang memiliki spesialisasi di bidang etnis China minoritas.

Ia berencana untuk meninggalkan sektor akademis setelah kontraknya habis di akhir tahun 2021.

"Saya istilahnya sudah seperti mayat hidup berlatar belakang profesional," kata Dr Gerald.

Menurutnya, satu-satunya pilihan yang tersedia bagi akademisi yang baru memulai karier mereka di bidang studi Asia adalah untuk pindah ke luar Australia.

Dr Gerald sempat menghabiskan delapan tahun di China dan dua tahun di Swedia sebelum kembali ke Australia untuk tinggal lebih dekat dengan keluarganya.

Namun, ia menyadari bahwa studi Asia "hanyut" di negaranya sendiri.

Seorang siswi UWA bernama May Hawkins juga ikut terpengaruh.

"Dihilangkannya penelitian bidang ilmu kemasyarakatan dan ilmu Korea berarti bidang studi saya di UWA mati perlahan-lahan," katanya kepada Max Walden dari ABC.

John Hewson, profesor kebijakan publik di Australian National University (ANU) yang pernah menjabat sebagai kepala Partai Liberal Australia turut bersuara.

Menurutnya, pemberian ilmu bahasa Asia tanpa mengajarkan sejarah, politik, dan kebudayaan mencerminkan lemahnya pola pikir strategis pemerintah dan pihak manajemen universitas.

Pandemi COVID-19, menurutnya, seharusnya menjadi "kesempatan untuk mengatur ulang" dan membangkitkan sektor perguruan tinggi. Namun sayangnya "tidak ada yang dilakukan".

"Malah semakin mundur, karena sekarang [universitas] mengambil langkah konyol untuk membuat mereka terlihat baik."

Membahayakan posisi Australia di Asia

Keputusan mengurangi program studi Asia di universitas dilakukan saat pemimpin bisnis, pendidik, dan pakar kebijakan publik mengatakan pemahaman tentang Asia sangatlah penting.

Partai Buruh sebagai pihak oposisi Pemerintah Australia mengatakan kegagalan pemerintah Australia menyediakan bantuan keuangan akibat pandemi bagi sektor perguruan tinggi menjadi penyebabnya.

"Serangan yang dilakukan [PM Australia] Scott Morrison kepada universitas merusak mata pencaharian dan membahayakan posisi negara kita di Indo-Pasifik," ujar Tanya Plibersek, Menteri Bayangan Pendidikan Australia.

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved