Jumat, 3 Oktober 2025
ABC World

Keluarkan Biaya Puluhan Juta Lebih, Warga Indonesia Berlibur Sekaligus Vaksinasi Gratis di Amerika Serikat

Beberapa WNI pergi ke Amerika Serikat untuk mendapatkan vaksin gratis. Ini juga terjadi di negara lain seperti Thailand dan Taiwan.

Dengan alasan hanya berkunjung, Suli Asifatami Razak terbang ke Amerika Serikat. Tapi kini ia juga sudah memperoleh dua dosis vaksin Pfizer yang diperolehnya di sana.

"Anak saya kuliah di sini. Kami memang sudah berencana mengunjungi mereka, dan di AS juga ada vaksin gratis," katanya.

"Jadi saya pikir, 'Kenapa enggak sekalian saja?"

Suli adalah satu dari sekian banyak warga Indonesia yang divaksinasi sambil liburan. Salah satu perusahaan tur menyebutnya "AirV&V". 

"Enggak ada yang salah kalau mau divaksinasi di luar negeri. Semuanya kembali ke pilihan masing-masing, menurut saya," katanya mengomentari anggapan vaksinasi di luar negeri adalah hak istimewa orang kaya.

"Bukan berarti kita tidak mau divaksinasi di Indonesia. Saya cuma mau yang terbaik untuk keluarga."

Ketergantungan Indonesia pada Sinovac 

Sementara itu, kondisi sistem kesehatan Indonesia yang rapuh terus memburuk akibat varian Delta.

Kemarin (18/07), Indonesia melaporkan 44.721 kasus baru dan 1.093 kematian akibat COVID-19.

Jumlah kematian sudah meningkat 10 kali sejak awal Juni, namun data nasional melaporkan jumlah yang jauh di bawah sebenarnya karena rendahnya tes dan lemahnya sistem pelacakan kontak.

Dari awal vaksinasi di Indonesia dimulai, pemerintah sangat bergantung pada vaksin Sinovac yang dibuat di China.

Vaksin tersebut diberikan untuk tenaga kesehatan, yang semakin banyak di antaranya terinfeksi COVID-19 kembali lalu meninggal dunia.

Penggunaan Sinovac telah disetujui oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yang mengatakan bahwa vaksin mencegah timbulnya gejala pada 51 persen orang yang divaksinasi.

"Pilihan saya Pfizer, tapi kita tidak tahu kapan bisa dapat vaksin ini di Indonesia dan pas juga ada kesempatan ke Amerika," kata Suli kepada Erwin Renaldi dari ABC Indonesia.

Pilihan vaksin yang beragam juga menjadi alasan Hartati Freeman, warga Indonesia asal Medan untuk juga terbang ke Amerika Juni lalu.

Bersama suami dan anaknya, ia menerima vaksin Pfizer yang dosis pertama dan keduanya berjarak 21 hari.

Halaman
1234
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved