Sabtu, 4 Oktober 2025
ABC World

Produksi Merosot, Orang Indonesia Bisa Tak Lagi Minum Susu Australia

Dalam tiga dekade terakhir, produksi susu di Australia terus menurun. Kontribusi Australia dalam perdagangan susu global-pun ikut…

Dalam tiga dekade terakhir, produksi susu di Australia terus menurun. Kontribusi Australia dalam perdagangan susu global-pun ikut merosot. Peternak Australia mengatakan, jika kondisi itu tak ditangani dengan baik, masyarakat bisa kehilangan produk susu dari Australia.

Poin utama:

• Pada tahun 1980, ada 22.000 peternakan sapi perah di Australia dan saat ini hnya ada kurang dari 6.000 peternakan
• Kombinasi dari harga pakan ternak yang meroket dan biaya air, harga susu yang tidak konsisten dan kondisi kekeringan telah memberi tekanan pada peternak di seluruh Australia.
• Australia menjadi pemasok produk susu terbesar keempat di Indonesia.

Pada tahun 1980, terdapat 22.000 peternakan sapi perah di Australia. Namun kini, hanya ada kurang dari 6.000 peternakan di negara itu.

Kontribusi Australia dalam perdagangan susu global juga telah turun dari 16 persen pada 1990-an menjadi hanya 6 persen tahun lalu.

Produksi susu negara ini diperkirakan turun hingga 9 persen tahun ini.

Penurunan dalam produksi susu itu disebabkan atas penutupan pabrik susu raksasa, Fonterra, di wilayah Dennington, barat daya negara bagian Victoria.

Sebagai akibatnya, Damien Noonan adalah satu dari seratus pekerja yang akan kehilangan pekerjaan pada bulan November.

"Kakek saya bekerja di sana pada tahun 40-an, kemudian ayah saya bekerja di sana dan ibu saya bekerja di sana selama beberapa bulan," katanya.

"Kemudian saudara lelaki saya di tahun 80-an dan saudara lelaki lainnya di tahun 90-an, dan saya tak lama setelah itu, dan itu pada dasarnya hanya diturunkan dari generasi ke generasi."

"Dan itu telah menjadi tradisi kami dan ini adalah akhir dari sebuah era. Itu sangat menyedihkan."

Pada usia 52, Noonan khawatir tentang prospek pekerjaannya di masa depan dan dampak dari penutupan peternakan itu di kotanya.

"Ini benar-benar mengubah sebuah kota menjadi kota hantu karena itu semacam sumber kehidupan," katanya.

"Pada dasarnya ini menghilangkan salah satu fokus utama kota, jadi saya tak tahu apa yang akan terjadi di masa depan. Semuanya agak mengkhawatirkan."

Dalam sebuah pernyataan, Fonterra mengatakan bahwa pabrik Dennington telah menua, kurang dimanfaatkan dan tidak memenuhi kebutuhan pelanggan.

Halaman
1234
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved