Kunjungi Anak di Christchurch, Ayah Ini Malah Ditembak Teroris
Hanya lebih dari tiga minggu yang lalu, Mohammed Amin tiba di Christchurch untuk mengunjungi putranya - hari ini ia terbaring di ranjang…
Hanya lebih dari tiga minggu yang lalu, Mohammed Amin tiba di Christchurch untuk mengunjungi putranya - hari ini ia terbaring di ranjang rumah sakit dalam keadaan koma setelah ditembak selama serangan teror di masjid Christchurch pada Jumat (15/3/2019).
Poin utama:
• Ayah Yasir Amin mengunjungi Selandia Baru ketika ia ditembak• Yasir harus mengidentifikasi 9 jenazah, termasuk sahabatnya
• Mohammed Amin masih dalam kondisi koma
Amin adalah ayah tunggal dari tiga anak dan berada di Christchurch untuk mengunjungi putra bungsunya ketika mereka berdua terperangkap dalam penembakan teroris di dua masjid.
Sebelum tiba di Selandia Baru, Mohammed berbicara dengan teman-temannya tentang betapa Selandia Baru adalah negara yang aman.
"Tempat ini aman - tidak ada orang bersenjata, tidak ada senjata," kata Yasir tentang ayahnya yang memberi tahu teman-temannya.
"Kamu bisa datang ke Christchurch - jauh dari mana-mana, ini adalah tempat yang sangat terkendali," kata Yasir.
Pada hari Jumat (15/3/2019) siang, pasangan ayah-anak itu melakukan tradisi ayah-anak mereka untuk menunaikan solat jumat di masjid.
"Kami keluar dari mobil dan berjalan 10-15 langkah dan saya mendengar suara tembakan, tetapi saya tidak menganggapnya serius," kata Yasir.
"Setelah 15-20 detik saya mendengar tembakan senjata lainnya."
"Saya menyadari ada yang salah. Saya berkata, \'Ayah, kita harus lari. Mereka bertengkar\'."
Yasir dan ayahnya berjalan di sepanjang jalan menuju masjid dan tidak menyadari penembakan itu datang dari mobil di sebelah mereka.
"Pada saat itu, pria tersebut melihat kami, mengendarai mobilnya 15 meter ke arah kami. Tepat di depan kami, tujuh hingga delapan meter jauhnya dan kami mulai melarikan diri dari dia," kata Yasir.
"Ia cepat, kami tidak punya cukup waktu. Ayah saya tak secepat saya dan ia beberapa langkah di belakang saya."
"Saya melihat darah di sekujur tubuhnya."
Yasir tidak melihat pria yang menembak ayahnya dan mengatakan yang ia bisa "ingat adalah senjata besar".