Minggu, 5 Oktober 2025
ABC World

Soal Abu Bakar Baasyir, Jokowi Terjebak di Antara Dua Karang

Presiden Joko Widodo tampaknya mundur dari rencananya menawarkan pembebasan bersyarat kepada dalang bom Bali, Abu Bakar Baasyir, setelah…

"Tak ada indikasi bahwa hidupnya terancam atau sangat sakit sehingga tidak akan bertahan lebih dari beberapa bulan," tambahnya.

Dia melihat Baasyir bahkan cukup kuat.

"Jika dia butuh dibebaskan dengan alasan kemanusiaan, mengapa Presiden tidak mengabulkannya ketika petisi diajukan satu setengah tahun lalu?" tanya Dr Jones.

"Mengapa harus menunggu beberapa bulan sebelum Pemilu? Mengapa tak menunggu setelah Pemilu jika tidak ada keadaan darurat?" katanya.

Dr Jones menilai keputusan itu akibat dari masukan penasihat hukum presiden, Yusril Izha Mahendra, yang selama lebih dari satu dekade juga jadi penasihat hukum Baasyir.

"Mungkin masalahnya karena timnya sendiri kacau sehingga tidak ada suara menentang, atau tak berusaha mencari pendapat lain," katanya.

Ketegangan dengan Australia

Tuduhan bahwa Jokowi bertindak demi keuntungan politiknya sendiri, kini diperbandingkan dengan posisi PM Australia Scott Morrison, yang dikritik keras karena mengumumkan rencana pemindahan Kedubes ke Yerusalem menjelang pemilu sela tahun lalu.

Sejumlah menteri Jokowi menyerang keputusan PM Australia itu terburu-buru dan bermotivasi politik.

Bedanya, PM Morrison saat ini dituduh menyasar suara pemilih Yahudi, sedangkan Jokowi ingin mengeruk suara pemilih Muslim.

Seorang pengamat Indonesia Ross Taylor mempertanyakan, apakah Jokowi kini melakukan hal yang dilakukan Morrison.

Tentu tak mengejutkan jika Jokowi mengabaikan kritikan Morrison atas rencana pembebasan Baasyir. Sama seperti ketika Morrison tak rela dicampuri oleh Indonesia dalam isu Kedubes mereka.

Komentar di Jakarta Post menuduh Jokowi berstandar ganda, dan mendesak Presiden "mendengarkan tangisan keluarga mereka yang dibunuh teroris di Bali dan di tempat-tempat lain di Indonesia".

Morrison juga menegaskan Australia akan memprotes jika Baasyir dibebaskan lebih awal. Dia mendesak Indonesia menunjukkan rasa hormat kepada korban bom Bali 2002 yang menewaskan 88 warga Australia.

Halaman
1234
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved