Minggu, 5 Oktober 2025
ABC World

Soal Abu Bakar Baasyir, Jokowi Terjebak di Antara Dua Karang

Presiden Joko Widodo tampaknya mundur dari rencananya menawarkan pembebasan bersyarat kepada dalang bom Bali, Abu Bakar Baasyir, setelah…

Presiden Joko Widodo tampaknya mundur dari rencananya menawarkan pembebasan bersyarat kepada dalang bom Bali, Abu Bakar Baasyir, setelah mendapat reaksi keras baik dari dalam maupun luar negeri, termasuk Australia.

Beberapa hari lalu Jokowi mengisyaratkan ulama garis keras tersebut akan dibebaskan dari penjara pada hari ini - beberapa tahun sebelum pidananya berakhir - tanpa syarat.

Aturan hukum terkait menyebutkan Baasyir yang dipidana 15 tahun penjara, harus menyatakan kesetiaan kepada negara. Atau secara resmi mengajukan permohonan grasi kepada Presiden, agar memenuhi syarat untuk dibebaskan.

Namun dia secara konsisten menolak melakukan kedua hal itu.

Presiden Jokowi membenarkan keputusannya untuk membebaskan Baasyir dengan alasan kemanusiaan, yaitu usia tua dan kesehatannya yang lemah.

Tapi setelah muncul reaksi keberatan dari Australia, pemerintah Indonesia mundur dari rencana semula.

Bahkan Jokowi kini menyatakan ulama terpidana itu tidak akan dibebaskan kecuali dia memenuhi persyaratan hukum.

Terjebak di antara dua karang

Sikap tarik-ulur presiden ini jelas membuat kemungkinan pembebasan Baasyir semakin kecil.

Hal itu menunjukkan dilema politik yang dihadapi Jokowi ketika berusaha mempertahankan jabatan presiden kedua pada Pilpres bulan April.

Terlepas dari sejumlah survei yang mengunggulkannya, Jokowi menghadapi oposisi keras dari partai-partai Islam yang selama ini berusaha menyerang sisi agama sang presiden.

Artinya, ketika Jokowi mengumumkan rencana pembebasan Baasyir, dia sebenarnya berharap menarik pemilih Muslim konservatif.

Baasyir telah menjalani sembilan tahun dari vonis 15 tahun, setelah dinyatakan bersalah karena menyelenggarakan kamp pelatihan jihad di Aceh.

Dalam usia 81 tahun, kondisi kesehatannya dilaporkan melemah dan sakit-sakitan.

Putranya, Abdul Rohim Baasyir, mengatakan ayahnya menderita osteoarthritis dan pembengkakan urat yang butuh perhatian medis yang tak tersedia dalam penjara.

Halaman
1234
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved