Senin, 6 Oktober 2025
ABC World

Rendang Atau Soto: Globalkan Kuliner Indonesia Pemerintah Diminta Solid

Sejak awal tahun 2018, Pemerintah Indonesia telah menetapkan beberapa makanan lokal sebagai kuliner nasional. Namun sebagai penyumbang…

"Sebenarnya upaya yang dilakukan saat ini sudah lumayan, sudah ada makanan yang ditetapkan sebagai makanan nasional, walapun makanan Indonesia itu banyak dan satu makanan belum bisa mewakili Indonesia."

"Hanya saja kami, sebagai praktisi kuliner, masih bingung. Kemenpar punya daftar, Bekraf juga punya."

Ia lalu berpendapat, upaya promosi kuliner di tingkat global seharusnya dilakukan secara solid dan berjangka.

"Bekraf sebenarnya sudah menetapkan soto sebagai kuliner nasional kan, tapi belakangan saya dengar mereka mengajukan kopi."

"Bagus sebenarnya, hanya saja seharusnya dalam periode tertentu promosi itu harus fokus, dan semestinya antar lembaga saling bersinergi."

"Artinya mau lembaga manapun selama mewakili Pemerintah Indonesia, semestinya harus mengangkat program yang sama," tutur pemilik kebun herbal ini.

Kegelisahan senada juga dialami Nilam Sari, salah satu pemilik PT Baba Rafi Indonesia -waralaba yang menjual makanan kebab dengan cita rasa Indonesia.

Ia mengatakan, tak penting jumlah makanan nasional yang diusung, asalkan semua pihak terkait mau bersatu untuk mengkomunikasikan kepada warga Indonesia apa makanan yang ditonjolkan dan bagaimana cara memperkenalkannya.

"Sayangnya pihak-pihak terkait ini seakan berlomba menghabiskan anggaran bukannya duduk bersama membicarakan tujuannya apa. Masing-masing instansi punya target sendiri ketimbang duduk bersama kemudian memformulasikan strategi bagus bagaimana makanan Indonesia ini supaya terkenal," utara pemilik 1300 gerai di 9 negara ini.

Menurut Nilam, upaya mempromosikan kuliner Indonesia di pasar Global masih jauh dari berhasil karena Pemerintah, dinilainya, tidak membantu memfasilitasi supaya makanan Indonesia bisa dibawa ke level internasional.

"Mereka selalu bilang \'kami sudah memfasilitasi, lewat expo, lewat pameran, dimasukkan ke media\', cuma sebatas itu? tidak ada langkah lanjut yang kongkret."

Ia lantas mencontohkan upaya serupa di Malaysia di mana pengusaha kuliner yang sukses di negara itu bisa mendapat bantuan maksimal.

"Kalau misalkan di Malaysia, mereka (pengusaha) punya brand kuliner, kemudian sukses di negaranya, lebih dari satu tahun berdiri PT-nya, kemudian mau ekspansi ke luar negeri, dia akan dikasih pinjaman, biaya hidup setidaknya, dan 90 persen dari biaya yang dia perlukan."

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved