Jumat, 3 Oktober 2025
ABC World

Penumpang Pesawat Indonesia Tak Terpengaruh Jatuhnya Lion Air JT 610

Aktivitas di Bandara Sekarno Hatta Jakarta masih berjalan normal pasca jatuhnya pesawat Lion Air JT 610. Tidak ada penurunan jumlah…

Thamrin memilih menggunakan maskapai dengan pelayanan penuh karena beberapa alasan.

"Saya merasa aman, kualitasnya dan memang nyaman," sebutnya.

Tarif tiket penerbangan dari Lion Air yang sebelumnya sempat diberitakan menyentuh harga Rp 150.000 untuk rute Jakarta-Singapura tak lagi ditemukan, baik di situs maskapai itu sendiri maupun di situs agen travel daring.

Untuk penerbangan dengan rute tersebut pada tanggal 28 November (seperti yang ramai diberitakan), tiket dibandrol dengan harga Rp 550.000 paling murah. beberapa kursi di jam tertentu bahkan sudah terjual habis.

Terbang rutin demi keluarga

Dari data Badan Pusat Statistik Indonesia (BPS), diketahui bahwa jumlah penumpang pesawat terbang di Bandara Soetta hingga Agustus 2018 relatif meningkat dibanding tahun sebelumnya.

Misalnya pada bulan Juli lalu, tercatat ada 2.132.260 penumpang di Soetta, meningkat 1,07 persen dibanding tahun 2017 di bulan yang sama.

Beberapa penumpang transportasi udara di Soetta, melakukan penerbangan rutin karena lokasi pekerjaan yang jauh dari keluarga.

Sony Setiawan adalah pengunjung rutin Bandara Soetta yang terbang tiap minggu dari Jakarta ke Pangkal Pinang. Ia adalah salah satu \'penyintas\' tragedi jatuhnya Lion Air JT 610 karena terjebak kemacetan.

"Saya nggak jadi terbang karena kena macet di jalan," tutur pegawai Kementerian Keuangan RI ini kepada ABC (30/10/2018).

Tiap akhir pekan, selama dua bulan terakhir, Sony selalu terbang ke Jakarta dari Bandara Depati Amir, Pangkal Pinang, untuk menemui keluarganya di Bandung.

"Saya berangkat Jumat malam dari sini (Pangkal Pinang) lalu kembali dari Jakarta Senin pagi. Ini saya lakukan karena ingin menghabiskan waktu bersama keluarga, dan kebetulan pulaunya tidak terlalu jauh."

Sebelum pindah ke Pangkal Pinang, Sony juga melakukan penerbangan antar pulau hanya saja frekuensinya tak sesering 8 minggu belakangan.

Karena frekuensi terbang yang sangat rutin, ia memilih maskapai bertarif rendah yang dipesannya jauh-jauh hari. Ia mengalokasikan dana sebesar 1,1 juta untuk tiap perjalanan pulang-pergi.

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved