Kasus Bunuh Diri Sukarela Profesor Australia Picu Perdebatan
David Goodall telah memenuhi keinginan terakhirnya melakukan bunuh diri secara sukarela di sebuah klinik di Swiss, Kamis siang (10/5/2018)…
Tak lama kemudian, dia pun diberikan suntikan mematikan sekitar pukul 12:30 waktu setempat pada hari Kamis di klinik Life Circle yang Eternal Spirit Foundation di Basel.
Tanggapan pendukung

Dr Nitschke, pendiri kelompok advokasi eutanasia Exit International, mengatakan kasus Dr Goodall merupakan yang pertama. Pasalnya, meskipun kondisinya lemah, namun sang profesor tidak memiliki penyakit mematikan dan secara umum dalam keadaan sehat.
"David orang pertama yang saya tahu yang memenuhi syarat bunuh diri karena faktor usia tua. Situasi ini unik," katanya.
"Dalam beberapa ini merupakan bentuk pelecehan terhadap orang jompo," tambahnya.
"Ada situasi di mana mereka diberitahu mana yang bisa dan tidak mereka lakukan. Dia hanya melaksanakan apa yang dilihatnya sebagai hak mutlak untuk mengakhiri hidupnya sendiri," kata Dr Nitschke.
"Dia ini orang Australia terkemuka dan dihromati. Kita sepertinya memaksa dia pergi ke negara asing untuk mati, yang memang menjadi keinginannya, saya kira patut disesalkan," ujarnya.
Tanggapan penentang

Tetapi ikadatan dokter Australia (AMA) menyatakan keprihatinan mendalam atas kasus Dr. Goodall.
Sebuah komite parlemen Australia Barat saat ini membahas isu bunuh diri yang dibantu (assisted dying). Tujuannya mempersiapkan sebuah UU yang mirip dengan yang telah lolos di parlemen negara bagian Victoria.
Ketua AMA Michael Gannon menjelaskan aturan hukum yang memungkinkan euthanasia dan bunuh diri yang dibantu dokter merupakan aturan "berbahaya".
"Di berbagai tempat kami melihat rencana bunuh diri seseorang yang berusia 100 tahun malah dirayakan," kata Dr Gannon. "Itu memprihatinkan."
"Umur berapa kita tidak boleh lagi merayakan kehidupan?" tambahnya.
Dr Gannon mengatakan sangat prihatin dengan alasan Dr Goodall mengakhiri hidupnya.
"Orang seperti Dr Goodall membuat keputusan mengakhiri hidupnya semata-mata karena tidak ada lagi tujuan hidupnya," katanya.